TRIBUNNEWS.COM, AUCKLAND - Jika Australia merupakan habitat bagi sejumlah ular paling mematikan di dunia, tetangganya Selandia Baru dikenal sebagai negara yang bebas ular.
Namun, kali ini seekor ulang telah tiba di Selandia Bartu, setelah ular itu menjadi “penumpang gelap yang tidak diinginkan”, ikut dalam sebuah pesawat jet pribadi dari Brisbane, Australia, ke Auckland.
Diperkirakan ular pohon berwarna coklat telah memasuki pesawat tersebut pada hari Minggu (26/3/2017) melalui salah satu roda pesawat, yang diparkir di sebuah agak terpencil sebelum melakukan perjalanan ke luar negeri.
Baca: Warga Kampar Ini Main-main dengan Dua Ular King Kobra
Meskipun ditemukan masih hidup di landasan Bandara Auckland, ular tersebut dalam kondisi merana dan kemungkinan akan dimatikan.
"Petugas penanganan ular dari Kementerian Industri Menteri Besar Selandia Baru langsung datang ke tempat kejadian dan berhasil menangkap penumpang gelap yang tidak diinginkan itu," kata jurubicara Craig Hughes.
"Ini jelas merupakan tumpangan sekali jalan," tambahnya.
Meskipun ular pohon berwarna coklat tidak dianggap sangat berbahaya bagi manusia, namun Hughes mengatakan ular ini bisa menimbulkan bahaya bagi satwa liar asli Selandia Baru.
"Kami tidak memiliki populasi ular di Selandia Baru. Para pejabat biosecurity melakukan yang terbaik guna memastikan tetap seperti itu," katanya.
Tidak ada tanda-tanda adanya ular lain di daerah tersebut.
Sumber : Australia Plus ABC,