Mantan Perwira Intelijen Israel: Unit 8200 Kini Bobrok, Dilanda Krisis Terburuk dalam Sejarahnya
TRIBUNNEWS.COM - Situs web Amerika Serikat (AS), Axios, mengutip para mantan perwira intelijen Israel, mengabarkan kalau Unit 8200 di ketentaraan Israel (IDF) sedang menyaksikan "krisis terburuk dalam sejarahnya".
Hal ini merujuk pada kegagalan unit intelijen militer tersebut dalam membendung serangan banjir Al-Aqsa yang dilancarkan Milisi Perlawanan Palestina ke Israel pada 7 Oktober tahun lalu.
Baca juga: Ribuan Tentara IDF Digerogoti Penyakit Mental, Media Israel: Angka Bunuh Diri Meningkat
Menurut tiga mantan perwira senior di unit tersebut, unit 8200 membutuhkan spesifikasi kemahiran pekerjaan intelijen dasar.
"Yang mana banyak personelnya saat ini tidak tahu cara melakukannya, dan tanpa itu, kegagalan akan terulang kembali," kata laporan tersebut dilansir Khaberni, Sabtu (23/11/2024).
Para mantan perwiran Unit 8200 itu menambahkan kalau penunjukan Staf Uri sebagai komandan Unit 8200 adalah “untuk memperingati kegagalan yang menyebabkan kegagalan 7 Oktober,” dan menekankan kalau aksi penunjukan Staf Uri tersebut bukanlah langkah yang cukup untuk mereformasi dan memulihkan kemampuan unit intelijen militer yang masyhur sebagai yang terbaik di dunia tersebut.
Salah satu mantan pejabat senior mengatakan kalau komandan baru unit tersebut, Staf Uri, gagal memperbaiki kesalahan mantan komandan unit tersebut, Yossi Sharel.
“Penunjukkannya (Staf Uri) tidak menghentikan kebodohan yang menyebabkan bencana,” kata pengakuan seorang mantan perwira Unit 8200.
Situs web tersebut menyatakan kalau ketiga mantan perwira tersebut sepakat bahwa meskipun Staf Uri menduduki posisi teknis dalam unit tersebut, ia bukanlah seorang petugas intelijen, hal yang sangat dibutuhkan unit tersebut saat ini.
"Pada saat yang sama ia tetap merupakan mantan wakil kepala unit selama 3 tahun, dan kemudian dia terlibat dalam pengambilan keputusan yang merupakan bagian dari kegagalan (membendung serangan Banjir Al Aqsa) tersebut," kata laporan itu.
Membangun dari Awal
Ketiga mantan pejabat tersebut mengatakan, untuk mengatasi kebobrokan di unit intelijen 8200, perlu ditunjuk seorang wakil komandan yang berasal dari bidang intelijen, apalagi ada kebutuhan untuk membangun kembali unit tersebut hampir sepenuhnya dari awal lagi.
Para mantan pejabat tersebut berpendapat, perlu dibentuk tim penasihat cadangan yang memiliki pengalaman intelijen yang akan bekerja sama dengan komandan satuan, wakilnya, dan komandan pusat intelijen dalam proses perbaikan kinerja unit.
Seperti diketahui, pada 12 September lalu, Yossi Sharel memberi tahu Kepala Staf Herzi Halevy tentang pengunduran dirinya dari jabatannya setelah bertanggung jawab atas kegagalan intelijen pada 7 Oktober dan sebelumnya.
Platform media Ibrani mengedarkan surat yang dikaitkan dengan komandan Unit 8200, di mana dia mengkonfirmasi pengunduran dirinya, dengan mengatakan, “Pada tanggal 7 Oktober, saya gagal dalam misi saya... Hari ini, setelah menyelesaikan penyelidikan awal, saya ingin menjalankan tugas pribadi saya tanggung jawab dan menyerahkan kepemimpinan kepada penerus saya.”
Unit 8200 dianggap sebagai unit terbesar di Direktorat Intelijen Militer Israel, dan bertanggung jawab atas tugas utama mengumpulkan informasi, selain mengembangkan alat pengumpulan informasi dan terus memperbaruinya, menganalisis dan memproses data, serta menyampaikan informasi kepada pihak yang berwenang. Unit ini sering berpartisipasi dan menjalankan tugasnya dari dalam zona tempur.