TRIBUNNEWS.COM - Tentara Lebanon mengumumkan penarikan tentara pendudukan Israel dari tiga kota yang telah ditembusnya pagi ini.
"Penarikan pasukan Israel yang telah menyusup ke Qantara, Adshit al-Qusayr, dan Wadi al-Hujair di selatan," bunyi pernyataan tentara Lebanon, Jumat (27/12/2024).
Penarikan itu setelah serangkaian kontak yang dilakukan oleh komite lima partai untuk mengawasi Israel setelah menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah apda 27 November lalu.
"Tentara Lebanon bekerja untuk menghilangkan penghalang tanah yang telah didirikan oleh Israel untuk menutup salah satu jalan di Wadi Al-Hujar, dan membuka kembali jalan tersebut," tambahnya.
Mereka menekankan tentara Lebanon sedang memantau situasi dengan pasukan UNIFIL dan komite lima partai, seperti diberitakan Lebanese Army.
Komite beranggotakan lima negara tersebut mencakup perwakilan tentara Lebanon, Israel, dan Pasukan Penjaga Perdamaian Interim PBB (UNIFIL), selain Amerika Serikat dan Prancis, yang merupakan dua negara penengah dalam perjanjian gencatan senjata tersebut.
Pagi ini, kendaraan pasukan pendudukan Israel maju ke kota Qantara, yang terletak di distrik Marjayoun, dan ke Wadi al-Hujair di Lebanon selatan.
Segera, tentara Lebanon menutup jalan yang dimulai dari pusatnya di Jembatan Qaqaiyat al-Jisr hingga Wadi al-Hujair.
Sementara, tank Merkava Israel menjelajahi lembah tersebut bersamaan dengan penyisiran intensif di hutan.
Kemudian, patroli UNIFIL menuju ke Persimpangan Qantara, di mana terdapat pasukan Israel di daerah tersebut, menurut laporan Badan Nasional.
Pendudukan Israel terus melanggar perjanjian gencatan senjata sejak perjanjian gencatan senjata mulai berlaku.
Baca juga: Israel Tantang Hizbullah Lanjutkan Perang, Bombardir Bekaa Pertama Kalinya Sejak Gencatan Senjata
Israel masih melakukan pengeboman rumah dan menargetkan warga sipil, yang menyebabkan kematian dan melukai sejumlah warga di Lebanon, seperti diberitakan Al Mayadeen.
Sebelumnya pada 8 Oktober 2023, Hizbullah memulai serangan terhadap perbatasan Israel di utara sebagai dukungan untuk perlawanan Palestina, Hamas, yang meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa sehari sebelumnya.
Hizbullah berjanji akan menghentikan serangan terhadap Israel dengan syarat Israel juga menghentikan serangan di Jalur Gaza terlebih dahulu.