TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Situasi di Perairan Korea Utara makin memanas. Gugus Tempur I Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS) mengirim sejumlah kapal perangnya ke Jepang untuk mengantisipasi rencana uji coba senjata nuklir Korea Utara yang memicu kemarahan negara tetangganya seperti Jepang, China, dan Korea Selatan.
Angkatan Laut AS mengirim kapal induk kelas Nimitz, USS Carl Vinson (CVN 70) bersama kapal perusak kelas Arleigh Burke USS Wayne E. Meyer (DDG 108) dan USS Michael Murphy (DDG 112) dan kapal penjelajah kelas Ticonderoga USS Lake Champlain (CG 57), berlayar ke Jepang.
Kapal-kapal ini sengaja mengitari Semenanjung Korea.
Kapal Induk USS Carl Vinson mampu membawa 90 unit pesawat tempur sayap tetap dan helikopter dalam sekali jalan.
Baca: Tak Gentar Ancaman Amerika, Korut Siapkan Uji Cba Senjata Nuklir Keenam
Kapal induk ini selanjutnya melakukan latihan pendaratan helikopter dengan Angkatan Bela Diri Maritim Jepang (Japan Maritime Self Defense Force/JMSDF).
Gugus Tempur Kapal Induk USS Carl Vinson yang baru saja tiba di Singapura pasca menjalani latihan bersama dengan AL Korea Selatan (Korsel) semula akan akan melakukan port visit ke Australia.
Namun rencana itu dibatalkan sehubungan dengan datangnya perintah dari Panglima US PACOM (Pacific Command), Laksamana Harry Harris yang memberikan sinyal dukungan kepada Jepang dan Korsel atas provokasi Korea Utara (Korut).
“Jepang ingin mengutus beberapa kapal perusak karena Carl Vinson memasuki Laut Cina Timur. JMSDF akan melakukan latihan helikopter dan komunikasi dengan Gugus Tempur I AL AS,” tutur seorang sumber kepada Reuters seperti dikutip Sputnik, Kamis (13/4/2017).
Selasa (11/4/2017) lalu, Menteri Pertahanan AS, James Mattis mengatakan bahwa kapal induk USS Carl Vinson ditempatkan di kawasan Pasifik Barat untuk sebuah alasan.
“Mereka beroperasi dengan bebas, ke atas dan ke bawah Pasifik,” imbuhnya.
Presiden AS Donald Trump menyatakan harapannya pasca pertemuannya dengan Presiden Cina, Xi Jinping bahwa Beijing dapat membantu memecahkan permasalahan Korea Utara.
Beijing memutuskan untuk menghentikan impor batubara dari Korea Utara sebagai sinyal dukungannya.
Dalam pemberitaan Global Times kemarin (12/4/2017) memuat pernyataan Beijing yang menyebutkan bahwa “Jika Korea Utara membuat langkah provokatif lain bulan ini, masyarakat Cina akan bersedia melihat Dewan Keamanan PBB menerapkan tindakan pembatasan (embargo) berat yang belum pernah terlihat sebelumnya.”
Penulis: Fery Setiawan