Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Lebih dari 20 tahun pengusaha Jepang ini Yoichi Shibata (60) melakukan budidaya mutiara ternyata tidak diketahui pihak imigrasi Indonesia.
"Sampai sekarang belum ada informasi mengenai WNA tersebut," ujar Drs. Syarifullah Kepala Kantor Imigrasi Sumbawa Besar kepada Tribunnews.com pagi ini (19/4/2017),
Shibata kelahiran kota Koga di Fukuoka selatan Jepang bulan Januari 1957.
Tanggal 18 Maret 1975 pergi ke Australia untuk bekerja di budidaya mutiara.
Lalu berhenti dan kembali ke Fukuoka bekerja sebuah pabrik di sana.
"Saya tidak betah kerja kantoran setiap hari pergi pulang sama saja membosankan sepertinya," ungkapnya dalam wawancara dengan sebuah TV Jepang kemarin (18/4/2017).
Lalu jiwa menjelajah nya muncul kembali dan tahun 1995 ke Indonesia mulai lagi melakukan budidaya mutiara di desa Belo, Labuan Lalar, Sumbawa.
Setelah cerai dengan isteri Jepangnya, tiga tahun lalu dia menikah dengan wanita Bogor bernama Dewi.
Isterinya di Bogor dan Shibata sendiri di desa Belo, "Sekitar Lima bulan kerja di sini lalu sebulan istirahat di Bogor," paparnya lagi.
Budidaya yang dilakukan nya, terlihat di televisi, dibantu oleh enam karyawannya di atas rumah terapung di atas laut yang ada di pinggir pantai desa Belo.
Masyarakat setempat umumnya mengetahui keberadaan Shibata di sana sehingga bisa langsung membantu mengantarkan reporter Jepang ke tempatnya langsung.
Setelah di budidaya mutiara terkumpul dijualnya. Tidak disebutkan dijual ke mana dalam siaran tersebut.
Kehidupannya dari usaha budidaya tersebut lebih dari 20 tahun lalu yang ternyata tidak diketahui pihak imigrasi Indonesia.