TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Seorang pengungsi yang masih berusia muda menangis tak henti-henti, mungkin karena sakit, lapar, atau merasa tidak nyaman.
Kondisi kehidupan buruk yang tengah ia alami di kamp pengungsian dan menjadi kekhawatiran besar bagi ribuan pengungsi yang kini mencari perlindungan.
Tenda-tenda berdiri seadanya, hanya untuk melindungi para pengungsi dari panas dan hujan.
Namun, fasilitas lainnya bisa dikatakan masih sangat tidak memadai sehingga memengaruhi kesehatan para pengungsi. Kamp Mabrouka ini terletak di Suriah.
Wilayah ini berada di bawah kendali pasukan aliansi Arab Kurdi dan Amerika Serikat.
Dibangun tahun 2016, Kamp Mabrouka menampung pengungsi dari Kota Raqqa, Deir Al-Zor, dan Aleppo.
Sampai sekarang, setelah konflik Suriah berkecamuk selama enam tahun, ratusan pengungsi membanjiri kamp pengungsian setiap hari, meskipun fasilitas penampungan masih sangat minim.
Sebisa mungkin pengurus kamp pengungsian memenuhi kebutuhan para pengungsi, seperti dengan makanan dan obat-obatan.
Kini, tantangan terberat adalah jumlah pengungsi tidak sebanding dengan sumber daya dan jumlah bantuan yang tersedia.
>