Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perusahaan besar di Jepang dianggap tidak adil memperlakukan perusahaan kecil dan menengah (UKM). Hal ini terlihat dari kesenjangan penghasilan antara perusahaan besar dengan UKM yang terjadi sejak 2009.
"Ada dua hal yang membuat jarak yang melebar penghasilan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil menengah Jepang," kata Tomoko Ina, kepala peneliti UKM dari Kementerian Ekonomi Perdagangan dan Industri (METI) Jepang kepada Tribunnews.com, Selasa (25/4/2017).
"Perusahaan besar Jepang saat ini tidak adil terhadap UKM," kata dia.
"Mereka mau untung besar saja sehingga menekan biaya pembelian produk dari para UKM. Akibatnya keuntungan UKM jadi semakin kecil," ujarnya.
UKM jadi tertekan karena harga penjualannya ditekan semakin rendah oleh perusahaan besar Jepang.
Baca: 155.000 Data Pribadi Situs Penjualan Tiket Jepang Bocor
Selain itu perusahaan besar juga mendapatkan keuntungan lain yang mungkin lebih besar dari perdagangan.
"Karena perdagangan dengan UKM sama saja tidak semakin besar maka penghasilan UKM pun juga tetap saja tak banyak perubahan," katanya.
Penghasilan lain yang besar misalnya dari keuntungan nilai tukar uang asing maupun keuntungan jual beli saham yang bertransaksi cukup besar dan menghasilkan penghasilan besar bagi perusahaan besar Jepang.
Pertambahan jumlah UKM Jepang dalam lima tahun terakhir bertambah sekitar 660 ribu perusahaan dan kenaikan keuntungan juga ada tetapi sedikit ketimbang keuntungan yang diperoleh perusahaan besar Jepang.