Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kementerian tenaga kerja Jepang telah memutuskan bersalah terhadap perusahaan periklanan Dentcu Inc. Jepang, gara-gara seorang stafnya Matsuri Takahasi (24) meninggal 25 Desember 2015 akibat kelebihan kerja stres dan bunuh diri.
"Pihak kementerian telah menyelidiki tiga kantor Dentsu di Nagoya, Kyoto dan Osaka dan telah sampai pada kesimpulan bahwa Dentsu bersalah dalam kasus kematian stafnya," papar seorang pajabt kementerian tenaga Kerja, Yuichi Higuchi dalam jumpa persnya siang ini (25/4/2017).
Pihak kementerian juga mendengarkan kesaksian dari Presiden Dentsu Toshihiro Yamamoto (58) sebagai bagian prosedur penyelidikan kepada Dentsu, tanggal 20 April lalu.
Pihak kementerian berkesimpulan Takahashi telah dipekerjakan berlebihan sampai bahkan lebih dari 100 jam kerja lembur, sempat mencapai 105 jam kerja lembur sehingga berakibat sangat stres dan pada akhirnya bunuh diri.
Kantor Inspeksi Tenaga Kerja Mita mendapatkan bukti mempekerjakan Takahashi berlebihan termasuk upaya menyembunyikan bukti-bukti lembur tersebut oleh pihak Dentrsu.
Pihak Presiden Dentsu sendiri saat upacara penerimaan karyawan baru awal April lalu telah menjanjikan akan memperbaiki lingkungan kerja di dalam perusahaan tersebut dan tidak akan lagi sampai lembur me;ebihi 100 jam kerja di masa depan, ungkap sang Presiden Dentsu.
Setelah keputusan salah dari kementerian tenaga kerja tersebut proses hukum akan terus berlangsung ke pengadilan, atau pun dengan cara musyawarah untuk mufakat dengan pihak keluarga korban kemungkinan akan dilakukan.