TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Survei Interpol menyebutkan hampir sekitar 9.000 server terinfeksi malware di negara-negara Asia Tenggara.
Demikian dikutip dari Media Jepang, NHK, Rabu (26/4/2017).
Melalui survei yang dilakukan atas kerja sama perusahaan keamanan siber swasta dan para penyelidik dari kawasan tersebut, terungkap bahwa ada 8.800 server di delapan negara.
Termasuk Vietnam dan Indonesia yang digunakan untuk serangan siber berbahaya.
Sekitar 270 situs, termasuk sebagian yang dioperasikan oleh badan-badan pemerintahan, ditemukan terinfeksi kode-kode malware.
Francis Chan, kepala unit kejahatan siber kepolisian Hong Kong dan ketua kelompok kerja kejahatan siber Interpol Eurasia menyatakan, operasi ini membantu mengidentifikasi dan menangani berbagai jenis kejahatan dunia maya yang sebelumnya tidak pernah ditangani di negara mereka.
Dalam satu kasus, peringatan keluar dalam bahasa Jepang yang menginstruksikan pengguna untuk menghubungi nomor tertentu ketika salah satu situs pemerintah Indonesia diakses.
Seorang peneliti senior di sebuah perusahaan keamanan siber mengatakan negara-negara Asia Tenggara ketinggalan di aspek teknis sehingga menjadi tempat yang rawan untuk serangan siber terhadap Jepang. (NHK/Reuters)