"Saya saat pindah dari Tokyo ke Odawara yang semula berpikir bisa hidup tenang, dengan keadaan tersebut sebenarnya kaget juga melihatnya, kok ada pakaian seperti itu ya," kata dia, Kamis (18/5/2017).
Oleh karena itu Pemda Odawara disarankan agar semakin mendekatkan diri kepada masyarakatnya dan melakukan sosialisasi yang lebih baik lagi agar tercipta saling pengertian antara masyarakat dan pemda setempat.
Wali Kota Odawara telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakatnya atas kasus jamper tersebut dan berusaha untuk semakin mendekatkan diri dengan masyarakatnya.
Sementara menurut sumber Tribunnews.com, beberapa kalangan petugas pemda juga sebenarnya tak mau ditempatkan bertugas di loket kesejahteraan sosial karena melayani warga yang miskin, susah dan mudah menimbulkan bentrokan atau keributan dalam melayani mereka.
Warga Jepang yang tidak punya penghasilan, asalkan sebelumnya secara baik membayar pajak, punya hak untuk mendapatkan uang kesejahteraan sosial dari pemda setempat.
Pihak pemda pun akan melakukan pengecekan kepada warga tersebut melihat sendiri ke rumahnya bahwa memang yang bersangkutan tak punya penghasilan dalam kehidupannya.
Tulisan yang ada pada t-shirt tersebut, paling atas tertulis SHAT singkatan dari Seikatsu (kehidupan) Hogo (perlindungan) Akubokumetsu (pemberantasan kejahatan) Team (tim).
Sedangkan kata-kata di bawahnya tertulis, "Kita adalah keadilan dan harus adil. Kita harus bekerja untuk Odawara. Menemukan ketidakadilan di antara mereka, kami akan mengejarnya dan menghukum ketidakadilan untuk menyelesaikan eksekusi yang benar. Apabila mereka mencoba mengelabui kami untuk mencari keuntungan dengan ketidakadilan, kita berani mengatakan, mereka adalah sampah!"
Sedangkan pada jamper Odawara bergambar logo dan tulisan Hogo Namenna, yang artinya Jangan Main-main Ya Sama Perlindungan Kesejahteraan.
Lalu bagian terbawah gambar tersebut bertuliskan tim pemberantasan SHAT.