Raisi (56) adalah seorang ulama garis keras dan memiliki kedekatan dengan Khamenei yang telah bersumpah untuk memerangi kemiskinan dan korupsi.
Sosok ini diperkirakan akan menjadi lawan tangguh bagi Rouhani, terutama jika ia dapat menyatukan kelompok garis keras.
Raisi juga telah menjanjikan pemberian bantuan tunai kepada orang miskin, suatu langkah populis yang populer.
Tahun lalu, Khamenei ditunjuk Raisi sebagai Ketua Yayasan amal Imam Reza yang mengelola kelompok konglomerat bisnis dan Wakaf di Iran.
Khamenei menilai Raisi "dapat dipercaya dan sangat berpengalaman."
Raisi yang bekerja sebagai seorang profesor hukum, sebelumnya menjabat sebagai Jaksa Agung dan wakil kepala peradilan Iran.
Dua badan administrasi utama yang menolak mendukung siapa pun dalam pemilihan tahun 2013, telah mendukung Raisi.
Namun, pencalonannya juga kembali menimbulkan kontroversi seputar eksekusi massal ribuan orang di Iran tahun 1988.
Peristiwa tersebut menjadi satu massa sejarah tergelap bagi Iran pasca-revolusi.
Raisi diduga menjadi panel yang terlibat dalam menghukum para tahanan sampai mati.
Atas hal itu sejauh ini dia tidak berkomentar kepada publik mengenai tuduhan tersebut.
3. Mustofa Hashemitaba
Hashemitaba (70) pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada 1980-an.
Dia adalah sosok pro-reformasi yang sebelumnya ikut dalam Pilpres tahun 2001.
4. Mostafa Mirsalim
Mirsalim (69) tertembak dan terluka selama kerusuhan menuju revolusi tahun 1979.
Dia melanjutkan tugas pelayanannya sebagai Wakil Menteri dalam negeri dan kepala polisi.
Ia menjabat sebagai Menteri Kebudayaan selama empat tahun di bawah Rafsanjani. (AP)