TRIBUNNEWS.COM, ISLANDIA - Ketika matahari rasanya tak akan terbenam, berpuasa di bulan Ramadan dirasa sulit sekali.
Di Islandia, negara di mana matahari hanya terbenam sekitar tiga jam, muslim di bulan Ramadan nanti akan berpuasa 21 jam, terlama di dunia untuk Ramadan tahun ini.
Muslim di negara tersebut akan mengalami jeda sahur dan maghrib yang panjang sekali: mulai puasa pukul 2.00 dan baru bisa berbuka pada tengah malam.
Menurut seorang warga setempat yang menceritakan pengalamannya berpuasa pada 2014 lalu, puasa di atas 20 jam dinilai sulit.
"Bagi kami warga Islandia, sulit sekali untuk membiasakan diri bisa berpuasa, sebab di musim panas, matahari rasanya tak akan terbenam," tutur warga tersebut.
Bagaimana tidak, di musim tersebut, matahari di langit Islandia hanya terbenam selama tiga jam, sebelum kembali menyinari negara tersebut.
Matahari juga sebenarnya tidak benar-benar terbenam, hanya tenggelam tak sepenuhnya di ufuk timur hingga cahayanya meredup, lalu terbit lagi.
Namun, menurut Imam Masjid Islandia Ahmad Saddeeq, meski jeda berbuka dan kembali berpuasa cukup singkat, bulan Ramadan tetap dirasa menyenangkan.
"Kami biasanya berkumpul di masjid, salat maghrib berjamaah, lalu buka puasa bersama," cerita Ahmad Saddeeq.
Tak hanya itu, mereka juga melakukan salat isya, tarawih, dan sahur bersama di masjid, sebelum kemudian kembali ke rumah masing-masing.
"Kami tak punya banyak waktu lagi untuk pulang dan makan di rumah, lalu kembali lagi ke masjid," lanjut Ahmad Saddeeq.
Muslim memang menjadi umat minoritas di Islandia, di mana terhitung hanya ada 0,3 persen muslim.
Negara-negara di Eropa menjadi tempat berperiode puasa terlama di dunia untuk tahun ini dan rekor terlama dipegang oleh Islandia dan Greenland.
Sedangkan, periode puasa tersingkat dialami muslim di negara-negara belahan bumi bagian bawah, seperti Australia dan Argentina, di mana muslim berpuasa hanya sekitar 11 jam. (Arab News/Gulf News)