TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jamaah Tabligh dari Indonesia yang berada di Marawi, Indonesia sebanyak 10 WNI, masih tertahan di wilayah konflik tersebut.
Hadirnya mereka disana sempat dibicarakan oleh sejumlah pihak.
Wakil Presiden, Jusuf Kalla menjelaskan Jamaah Tabligh memang telah rutin melakukan kunjungan ke daerah tersebut.
Mereka, kata Kalla, akan berkeliling untuk berdakwah ke beberapa masjid selama 40 hari menyebarkan ajaran agama yang baik.
"Setahu saya, memang mereka rutin ke sana selama 40 hari. Nanti pasti pulang," kata dia di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (30/5/2017)
Mengenai adanya informasi tentang tewasnya satu WNI yang diduga terlibat dalam baku tembak dengan militer Filipina dan kelompok radikal setempat.
JK mengatakan hal itu masih dicari tahu lebih lanjut oleh pihak Kementerian Luar Negeri melalui KJRI Davao City, Filipina Selatan.
Diketahui, telah terjadi operasi militer di kawasan Marawi, Filipina Selatan setelah Presiden Duterte meningkatkan status operasi militer di daerah tersebut.
16 WNI yang merupakan Jamaah Tabligh dari berbagai daerah di Indonesia dikabarkan terjebak dalam situasi tersebut dan satu WNI lainnya yang diduga ikut dalam kelompok radikal Filipina Selatan dikabarkan tewas dalam baku tembak.
Kementerian Luar Negeri, melalui Dirjen PWNI, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan informasi tersebut benar. Tetapi masih belum dapat dikonfirmasi dan dipastikan.
"Informasi kita dapatkan dari AFP, tapi masih perlu kita klarfikasi kembali kebenarannya," kata dia.