TRIBUNNEWS.COM, MELBOURNE - Polisi bersenjata lengkap dipanggil ke dalam pesawat Malaysia airlines MH128 yang terpaksa kembali mendarat di Bandara Tullamarine, Melbourne, Australia.
Pesawat tujuan Kuala Lumpur itu terpaksa kembali ke bandara setelah seorang penumpang mencoba memasuki kokpit sesaat setelah lepas landas.
Pria berusia 25 tahun asal Dandenong di pingggiran Melbourne itu, menurut polisi dan pihak maskapai, mencoba memasuki kokpit ketika pesawat telah lepas landas.
Saksi mata menggambarkan, penumpang kelas ekonomi itu membawa benda "aneh", menuju ke depan pesawat pada sekitar pukul 23.11, Rabu (31/5/2017).
Pria yang belum disebutkan namanya ini ditangani kru kabin dan setidaknya satu penumpang, yang berhasil menahan dan mengikatnya dengan ikat pinggang.
Polisi bersenjata lengkap yang mengenakan helm dan pelindung tubuh menaiki pesawat setelah kembali mendarat tepat sebelum tengah malam, dan langsung menangkap pelaku.
Kepolisian Negara Bagian Victoria menyatakan, insiden tersebut tidak diperlakukan sebagai terorisme dan benda "aneh" yang dibawa pria tersebut bukan bom.
Polisi menyatakan pria tersebut diketahui memiliki riwayat penyakit jiwa.
Pria itu langsung menjalani pemeriksaan polisi.
"Kami tidak percaya hal ini terkait dengan teroris," kata Inspektur Kepolisian Victoria, Tony Langdon.
"Kami jelas prihatin dengan penumpang dan kru pesawat. Tentunya menjadi pengalaman yang sangat traumatis bagi mereka," katanya.
"Saya bisa katakan bahwa tindakan kru pesawat dan penumpang untuk menahan orang itu heroik," kata Langdon.
Seorang penumpang bernama Laura mengatakan takut akan kejadian terburuk saat kejadian dramatis tersebut berlangsung.
"Jujur saja, saat mereka mencoba menjatuhkannya ke lantai, dan ada banyak teriakan, saya benar-benar mengira itulah akhirnya," katanya.
"Saya pikir pesawat itu akan jatuh, saya pikir bom itu akan meledak, saya mengira akan mati," tambahnya.
Mantan pemain AFL Andrew Leoncelli kepada ABC mengatakan, dia berada di bagian depan pesawat.
Dia melihat seorang pria membawa benda besar menuju kokpit dan terlihat sangat gelisah.
"Saya berlari ke depan dan menghadapkannya di tikungan dan dia ada di sana dan dia pria jangkung, lebih tinggi dari saya dengan penutup rambut, mengenakan pakaian gelap, berkulit gelap," kata Leoncelli.
"Dia membawa benda ukuran besar, benda yang sangat aneh dengan ntena yang nongol, bilang, 'Saya akan meledakkan pesawat, saya akan meledakkan pesawat'," tuturnya.
Leoncelli mengatakan pria itu kemudian berlari ke bagian belakang pesawat, di mana dia ditahan penumpang lain.
Setelah mendarat kembali pesawat itu diparkir terpisah agak menjauh. Kepolisian Federal Australia mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut.
Bandara ditutup selama insiden tersebut namun Kamis pagi waktu setempat telah dibuka kembali.
Sumber: Australia Plus ABC