Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi Indonesia memastikan, 16 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Kota Marawi di Filipina Selatan dipastikan tidak terlibat dengan aksi teror kelompok radikal Maute.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Pol Setyo Wasisto mengatakan, 16 WNI sudah dievakuasi di Indonesia, Sabtu (3/6/2017) malam.
Ke-10 jemaah asal Jawa Barat dievakuasi dari Marantao. Sedangkan enam lainnya WNI asal Makassar dievakuasi dari Sultan Dima-Poro.
Mereka dipastikan tidak terlibat aksi teror. Kegiatan mereka di Filipina, ucap Setyo, hanya berdakwah. Saat ini, 16 WNI tersebut, telah diamankan pihak kepolisian.
"Mereka sudah dicek, dan tidak ada kaitannya (dengan aksi teror, -red) . Hanya melakukan dakwah," ujar Setyo saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (4/6/2017).
Sementara 38 WNI yang tersisa, masih dilakukan pendataan oleh Pemerintah Filipina. Sebab, 38 WNI itu, terindikasi tergabung dalam kelompok Maute.
"Mereka diindikasi oleh pemerintah Filipina, tergabung kelompok Maute itu. Pemerintah Filipina sekarang mencari mereka dan mendata. Informasi yang masuk mereka klarifikasi," ucap Setyo.
38 WNI itu diduga masuk ke wilayah Filipina akhir 2016. Selain empat orang yang dinyatakan tewas, dari 38 WNI yang bergabung dengan Maute ini, enam orang sudah dipulangkan ke Indonesia.
Enam orang lagi dalam proses deportasi.
Untuk mengantisipasi masuknya kelompok milisi dari Filipina, menurut Setyo, Polri menempatkan 219 polisi di tiga pulau terluar di Sulawesi Utara, yaitu Marore, Miangas, dan Nanusa.