News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Teroris di Marawi

Maute Siap Mundur dari Marawi Jika Syarat-syarat Ini Dipenuhi, Apa Saja?

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sepak terjang kakak beradik Omarkhayam dan Abdullah Maute di Marawi, Filipina selatan, dimulai bertahun-tahun lalu.

TRIBUNNEWS.COM, MARAWI - Kelompok Maute mengatakan pihaknya bersedia untuk bernegosiasi dan meninggalkan Marawi jika sejumlah syarat darinya disanggupi.

Sebuah stasiun televisi Filipina, Selasa (27/6/2017), melaporkan bahwa sejumlah pemuka agama setempat telah bertemu dengan dua komandan militan Maute.

Pertemuan itu dilakukan akhir pekan lalu, saat delapan jam gencatan senjata di Marawi diadakan dalam rangka Idul Fitri.

Dalam pertemuan tersebut, para komandan Maute itu mengatakan bahwa Maute bersedia saja meninggalkan Marawi jika kelompok itu menegosiasikannya dengan Front Pembebasan Bangsa Moro (MILF).

Maute bersama sekutunya, kelompok Abu Sayyaf, menolak untuk bernegosiasi langsung dengan Pemerintah Filipina.

Menurut penegosiasi dari MILF, Mohagher Iqbal, dalam pertemuan itu Maute dan MILF pun membahas negosiasi dalam konteks kemanusiaan.

Selain itu, soal penyanderaan seorang pastor Filipina bernama Teresito Suganob, Maute bersedia melepaskan, asalkan keluarga mereka yang ditangkap militer Filipina juga dibebaskan.

Sebelumnya, di hari yang sama, Menteri Peradilan Filipina Vitaliano Aguirre II mengatakan Pemerintah Filipina tidak akan pernah bernegosiasi dengan teroris.

Pernyataan itu merespons permintaan komandan Maute untuk membebaskan keluarganya yang ditahan oleh Pemerintah Filipina.

Sejauh ini konflik di Marawi sudah menewaskan sebanyak 387 orang, yang termasuk di antaranya 27 warga sipil dan 70 anggota militer Filipina.

Sedangkan, ratusan hingga ribuan warga sipil diperkirakan masih bertahan hidup di zona konflik tersebut, yang diprediksi akan bernasib seperti korban konflik di Suriah dan Irak.

Meski demikian, sebagian besar dari 200 ribu warga Marawi telah melarikan diri dari kota berpenduduk mayoritas muslim itu, sejak diserbu Maute pada 23 Mei. (GMA Network/Inquirer)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini