TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, memperingatkan pemimpin G20 yang bertemu di Hamburg, Jerman, jangan membentuk persekutuan berbahaya dan merusak, yang dapat merugikan kaum miskin dan pendatang.
"G20 membuat saya khawatir, mereka menyerang pendatang di negara-negara dan bahkan lebih menyerang mereka seiring dengan perjalanan waktu," kata Paus Fransiskus, seperti dikutip dalam percakapan dengan Eugenio Scalfari, pendiri surat kabar Italia, la Repubblica, Sabtu (8/7/2017).
Indonesia termasuk dalam G20, bersama dengan rekan Asia-nya, yaitu India, Jepang, Korea Selatan, dan China.
Dari belahan Barat, Timur Tengah, dan Afrika, terdapat Perancis, Jerman, Argentina, Meksiko, Italia, Brazil, Turki, Rusia, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Kanada, Inggris, Australia, Arab Saudi, dan Uni Eropa.
Perhelatan puncak G20 di Hamburg kali ini juga dironai demonstrasi cukup serius dari penentang G20.
Fransiskus, paus pertama bukan orang Eropa dalam 1.300 tahun, menyatakan takut akan “persekutuan sangat berbahaya” di antara kekuatan dengan pandangan menyimpang atas dunia yakin AS dan Rusia, China dan Korut, (Vladimir) Putin dan (Bashar al-) Assad dalam perang di Suriah.
Paus menyatakan bahaya terbesar menyangkut imigrasi, dengan kaum miskin, lemah, tersisih dan terpinggirkan, bersanding dengan yang takut akan serbuan pendatang.
Negara Eropa Bersatu berselisih mengenai cara mengatasi arus masuk besar pendatang, banyak yang lari dari perang dan kemiskinan di Suriah, Afganistan, dan negara lain.
Berita ini pertamakali diterbitkan oleh Kompas.com, dengan judul: Paus Fransiskus: G20 Jangan Menjadi Persekutuan Berbahaya