TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Dubes Republik Indonesia di Seoul, Umar Hadi, langsung beraksi setelah menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Presiden Korsel. Selain membuka pameran, ia meresmikan Little Bandung.
Pada Kamis (20/7/2017) pagi, misalnya, Dubes Umar membuka pavilion Indonesia pada Handmade Korea Summer 2017 di Convention and Exhibition Center (COEX), Seoul yang diikuti 23 pengusaha UKM dari Bandung, Yogyakarta, Bali, Lampung, Surabaya, dan Jakarta.
Siang harinya Dubes Umar meresmikan “Little Bandung Wall” yang berada di restoran Bali Bistro bersama-sama dengan Ketua Dekranasda Bandung, Atalia Praratya Kamil.
“Hampir 30 persen dari nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Korea adalah batubara. Sementara kebijakan pemerintah baru Korea akan menghapus secara bertahap pembangkit listrik tenaga batubara," demikian dijelaskan Dubes Umar dalam keterangannya kepada Tribunnews.com di Jakarta, Jumat (21/7/2017).
"Oleh karena itu kita harus bekerja keras mencari alternatif produk non migas lainnya untuk menggantikan posisi batubara yang kedepannya permintaan dari Korea pasti menurun,” dia menambahkan.
Dubes Umar Hadi yang menyelesaikan pendidikan S1-nya di Bandung ini, tahu persis potensi yang dimiliki kota yang terkenal dengan julukan Paris van Java.
Menurut dia, Bandung merupakan kota yang penuh anak-anak muda kreatif, yang mampu menghasilkan produk dengan nilai tambah yang tinggi, yang bisa menjadikan Korea sebagai salah satu pasar potensial bagi produk-produk tersebut.
Selain di Bali Bistro Seoul milik pengusaha muda Korea kelahiran Bandung, Gidong Lee, Little Bandung Wall juga dibuka di Fun Road Cafe di daerah Anyang-si.
“Pembukaan Little Bandung Wall di dua tempat sekaligus di Seoul, Korea, merupakan langkah awal strategis dalam upaya memasarkan produk-produk asal kota Bandung, khususnya produk-produk UKM untuk menerobos pasar Korea,” demikian tutur Atalia dalam sambutannya.
Pada saat acara peresmian dilakukan video call antara Dubes Umar Hadi dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
“Pemkot Bandung sangat mengapresiasi dukungan seluruh jajaran KBRI Seoul yang secara aktif mencarikan mitra di Korea untuk terealisirnya peresmian Little Bandung Wall pada hari ini,” kata Ridwan Kamil.
Produk-produk yang ditampilkan di Little Bandung Wall terdiri dari produk makanan, produk kerajinan tangan dan produk fashion. Kuliner khas Bandung seperti pancake durian, cokelat, keripik jamur tiram, keripik kentang mustofa, dan berbagai produk kerajinan, serta produk fashion seperti tas, sepatu, pakaian, kacamata, dll, dipajang sebagai contoh produk.
Menurut Koordinator Fungsi Penerangan KBRI Seoul, produk yang dipasarkan lengkap dimuat dalam katalog Little Bandung.
Calon pembeli yang tertarik terhadap produk dapat menghubungi produser eksportir yang secara lengkap dimuat dalam katalog.
Kedepannya pihak Pemkot Bandung akan mendirikan Little Bandung Store yang dapat menjual secara langsung produknya kepada konsumen Korea.
Berdasarkan data Dinas Perdagangan dan Industri Kota Bandung, ekspor dari kota Bandung ke Korea cenderung meningkat.
“Pada 2016 tercatat USD 13 juta meningkat dari tahun sebelumnya sebesar USD 11 juta, dengan komoditi utama seperti alat kesehatan, fashion, furniture, dan makanan,” demikian jelas Eric M. Atthauriq, Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Kota Bandung.