"Obat itu ternyata membuat teroris "beringas tak kenal ampun membunuh," demikian laporan Arab News.
Namun obat-obatan terlarang itu sering meninggalkan dampak bagi para ekstrimis yakni menderita kecanduan yang melumpuhkan.
Menurut laporan, semakin banyak warga Suriah juga terpaksa mengambil obat tersebut.
Pengiriman besar obat adiktif ini ditangkap di Prancis untuk pertama kalinya awal tahun ini, memicu kekhawatiran bahwa ISIS bisa membentuk geng Mafia bergaya kejahatan terorganisir di negara-negara di dunia.
Tablet berbasis amfetamin Captagon sebanyak 350.000 butir pertama ditemukan di Charles de Gaulle pada tanggal 4 Januari, awal tahun ini.
Pada 22 Februari, 300.000 lebih butir, ditemukan lagi obat adiktif ini dengan kisaran nilai sebesar $1,8 juta.
Dalam kedua kasus, obat-obatan terlarang ini tersembunyi di dalam industri cetakan baja. (New York Post).