Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Peluncuran tiga peluru kendali (rudal) Korea Utara, Sabtu (26/8/2017) pagi merupakan rudal jarak pendek, tidak memasuki perairan Jepang dan sama sekali tak berdampak apa pun bagi Jepang.
Bahkan satu rudal nomor dua meledak sendiri tak lama setelah peluncuran.
"Peluncuran tiga rudal bersamaan jarak pendek ke arah Laut Jepang tetapi jatuh tidak di dalam perairan Jepang dan sama sekali tak berdampak apa pun bagi Jepang. Meskipun demikian Jepang tetap siaga satu menghadapi segala kemungkinan demi menjaga keamanan bagi negara dan bangsa," kata Toshihide Suga, Sekretaris Kabinet Jepang kemarin.
Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera membenarkan hal tersebut dan menyatakan peluncuran dari pantai timur Korea Utara.
"Peluncuran dari pantai timur Korut dan kami rasa Korut tetap dalam pengembangan nuklirnya dan senjata rudal balistik nuklirnya yang sangat membahayakan dunia dan karenanya kita harus menanggapinya dengan tegas. Sementara kita juga koordinasikan hal ini dengan Korea Utara dan Amerika Serikat," kata Onodera.
Baca: PKB Siap Dukung Ridwan Kamil Asalkan Pendampingnya Bukan Bima Arya
Pihak Jepang menurutnya tetap siaga satu mengawasi terus semua gerakan yang terjadi di Semenanjung Korea demi keselamatan negara Jepang.
Peluncuran rudal Sabtu pagi ini dari Desa Kittrijon bagian utara dari Provinsi Kangwon, pantai timur Korut, dan meluncur hanya sejauh 150 miles (250 km), tidak sampai memasuki Laut Jepang.
Kegiatan aktivitas tinggi sebelum peluncuran rudal sudah terdeteksi sejak Jumat(25/8/2017) malam.
Menurut sumber Tribunnews.com sejak Jumat malam berbarengan dengan perayaan kemerdekaan Indonesia di Hotel Imperial Tokyo, Onodera sudah berjaga siaga satu di markas kementerian pertahanannya sampai pagi hari.
"Praktis menteri mungkin tidak tidur sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi," ungkap sumber itu.