Namun, dengan aturan yang ada, Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) tidak memiliki wewenang untuk memberikan pasokan kebutuhan penting ini kepada orang-orang yang membutuhkannya. Wewenang itu ada pada pemerintah Banglades.
Menyalurkan bantuan
Tapi, ada pula lembaga kemanusiaan yang bisa langsung memberi bantuan. Salah satunya, Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang mengklaim telah menjangkau sekitar 50.000 pengungsi di Banglades.
Anca Rahadiansyah, pemimpin tim ACT Rohingya di Banglades, mengaku telah menyalurkan bantuan di Whaikhyang, salah satu titik pengungsian gelombang baru di dekat perbatasan Myanmar.
Ketika diwawancara pada Sabtu (16/9/2017) pagi, Anca Rahadiansyah tengah menuju Shamlapur di pesisir selatan Banglades yang berjarak sekitar 11 kilometer dari Whaikhyang.
"Kami menyalurkan bantuan makanan, selimut, dan tenda kepada para pengungsi. Penyaluran itu sudah dikoordinasikan sebelumnya dengan kepala daerah sehingga para pengungsi tidak berebut," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Banglades AH Mahmood Ali mengatakan negaranya kesulitan menangani krisis ini.
Sebelum krisis terbaru, Banglades telah menampung sekitar 400.000 pengungsi Rohingya dari Myanmar selama puluhan tahun.