TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR - Setelah akhir 2016 lalu berhasil membangun dua sekolah dari dana bantuan masyarakat Indonesia, tahun ini (2017) PKPU Human Initiative sebagai bagian dari AKIM (Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar) kembali membangun dua sekolah di Rakhine, Myanmar.
“Untuk pembangunan sekolah baru di kawasan Muslim telah mendapatkan izin, saat ini sudah mulai dibangun pondasinya di kamp pengungsian Khan Doe Khar, tepatnya di Desa Aung Pi Ley,” terang General Manager DRM PKPU-HI, Eson Jumarsono dalam keterangan pers, Rabu (4/10/2017).
Eson juga menerangkan, sekolah tersebut direncanakan dapat menampung lebih kurang 400 siswa dari etnik Rohingya.
Proses konstruksi sekolah sempat berhenti akibat larangan oleh pihak keamanan dan ketakutan yang dialami oleh pekerja lokal akibat konflik Agustus lalu.
Namun hal tersebut hanya berlangsung sementara, PKPU Human Initiative kembali mengupayakan kelanjutan program pembangunan sekolah.
Baca: PBB: Tragedi Kemanusiaan yang Dialami Warga Rohingya Harus Dihentikan
“Kondisinya, untuk menyalurkan bantuan langsung ke wilayah Myanmar, saat ini semakin sulit. Karena itu kami harus memikirkan strategi yang matang dalam menyalurkan bantuan dan melaksanakan program,” ungkap Eson.
Eson mengungkapkan, agar tidak ada kecemburuan sosial, yang juga merupakan strategi PKPU Human Initiative untuk berkontribusi mewujudkan perdamaian di Myanmar, selanjutnya sekolah keempat akan dibangun di kawasan Buddhis.
“Saat ini rencana tersebut sedang dalam tahap akhir penentuan lokasi,” tutup Eson.
Anak-anak Rohingya juga memiliki impian seperti anak-anak lainnya. Tentu kebahagiaan akan sangat mereka rasakan tatkala proses menimba ilmu dan berkumpul bersama teman-temannya, dapat berjalan kembali.