News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita KBR

Imigran Tak Berdokumen di AS Jadi Pion Politik Dalam Agenda Trump

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga berjalan dan menyerukan slogan menentang usulan Presiden Donald Trump mengakhiri program DACA yang melindungi anak-anak imigran dari deportasi dalam aksi protes di depan Hotel Internasional Trump di New York, Amerika Serikat, Rabu (30/8/2017).

TRIBUNNEWS.COM - Di Amerika Serikat, migran yang tidak berdokumen mendominasi berita utama. Dan meski wajah mereka sebagian besar terlihat seperti orang Amerika Latin, diperkirakan 1,7 juta di antaranya berasal dari Asia.

Semasa pemerintahan Presiden Obama, anak-anak yang tidak berdokumen yang tiba di Amerika Serikat diberi amnesti. Ini memberi mereka hak hukum sementara untuk bekerja, bersekolah dan bahkan bertugas di militer. Program ini dikenal dengan DACA atau Tindakan Penangguhan untuk Kedatangan Anak.

Program ini memungkinkan imigran muda yang tak berdokumen hidup secara normal. Tapi sekarang, karena pemerintahan Trump mengirimkan sinyal beragam tentang masa depan mereka, kaum muda ini lebih rentan dari sebelumnya.

Lalu, bagaimana kisah mereka? Berikut selengkapnya seperti dilansir dari Program Asia Calling produksi Kantor Berita Radio (KBR).

Di tengah lautan jins dan kaos, Marcella, 26 tahun, terlihat menonjol dengan jaket lab putihnya. Dia adalah satu dari ratusan pengunjuk rasa yang berbaris di dekat pusat kota Los Angeles, California. Mereka datang untuk mendukung Tindakan Penangguhan untuk Kedatangan Anak atau DACA.

Puluhan unjuk rasa berlangsung di seluruh Amerika Serikat setelah Pemerintahan Trump mengumumkan pada awal September bahwa pihaknya akan membatalkan DACA. Program ini memberikan status hukum sementara kepada sekitar 800 ribu laki-laki dan perempuan muda yang dibawa ke Amerika Serikat saat mereka masih anak-anak.

Jaksa Agung Jeff Sessions mengumumkannya secara resmi. “Saya hadir di sini pada hari ini untuk mengumumkan bahwa program DACA, yang berlaku di bawah Pemerintahan Obama, dibatalkan,” katanya.

Sebagian besar keprihatian difokuskan pada kaum muda asal Amerika Latin. Padahal orang Asia adalah kelompok imigran tak berdokumen yang paling tinggi pertumbuhannya di Amerika Serikat.

Satu dari tujuh imigran Asia di sana tidak berdokumen. Ini menurut penelitian yang dilakukan oleh AAPI Data, sebuah lembaga penelitian yang fokus pada orang Amerika keturunan Asia dan Kepulauan Pasifik.

Marcella, yang minta nama lengkapnya tidak ditulis untuk melindungi identitasnya, datang ke Amerika Serikat bersama keluarganya dari Tiongkok pada usia 12 tahun.

Lima tahun yang lalu, saat berusia 21 tahun, Marcella menjadi apa yang dikenal dengan DACAmented.

Perubahan status imigrasi ini memberi dia status hukum di Amerika Serikat untuk kali pertama. Ini segera membuka peluang kerja dan sekolah dan memberinya kesempatan untuk membangun kehidupan di sini.

Dan ini menjelaskan mengapa dia mengenakan mantel lab putih di lautan jins dan kaos pada demonstrasi pro-DACA ini.

“Saya bisa menyelesaikan banyak hal. Saya bisa menjadi mahasiswa kedokteran agar bisa menjadi menjadi dokter,” ungkap Marcella.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini