News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Diterjang Badai Ophelia, Kebun Apel Ini Bak Berkarpet Buah

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karpet apel setelah badai Ophelia.

TRIBUNNEWS.COM - Bagi petani apel, memanen buah itu dapat menjadi sebuah pekerjaan yang memerlukan ketelitian selama beberapa minggu.

Namun, di kebun buah ini, alam telah melakukan pekerjaan para petani itu hanya dalam satu malam saja.

Peristiwa ini terjadi di sebuah kebun apel di Clonmel, County Tipperary, Irlandia.

Di kebun itu,  puluhan ribu apel berjatuhan dari pohonnya akibat dilanda badai.

Beruntung angin kencang itu tidak membuat buah itu jadi rusak, karena kebun buah itu tengah dilanda banjir akibat cuaca buruk.

Karpet apel setelah badai Ophelia

Hal itu membuat buah apel yang jatuh terlindungi.

Buah itu terhampar dengan rapi di tanah dalam kondisi sempurna setelah air banjir surut.

Jadilah kebun itu seperti hamparan karpet dari apel.

Pemilik kebun apel itu sebelumnya merasa cemas akan kekuatan dari badai Ophelia yang melanda kepulauan Inggris itu.

Namun sebaliknya kondisi kebun yang disangka rusak ternyata membuat para petani tercengang.

Ternyata pohon-pohon apel masih berdiri tegak. Sementara buah apel yang harusnya dipanen sudah terhampar di tanah dalam jumlah luar biasa.

Puluhan ribu apel tersebar merata di seluruh bagian kebun.

Karpet apel setelah badai Ophelia

Hanya ada tersisa sedikit apel di pohon yang harus dipanen dengan tangan.

Apel meranum di akhir tahun ini dan digunakan untuk membuat sari apel Bulmers Irish yang dimiliki oleh perusahaan C&C Group.

Perusahaan itu mengatakan mereka butuh tempat penyimpanan tambahan dan meningkatkan kapasitas produksi untuk memastikan apel tidak terbuang percuma.

“C&C aktif bekerja bersama para petani apel Irlandia dalam memastikan panenan berkualitas tinggi untuk pengemasan dan produksinya,” begitu pernyataan dari perusahaan apel tersebut.

Dilansir dari situs Mailonline, kecepatan angin yang mencapai 160,93 km per jam menyebabkan kerusakan di Kepulauan Inggris.

Tiga orang dilaporkan tewas di Republik Irlandia.

Pusaran angin badai membawa debu dari Sahara menyebar di banyak tempat di Inggris dan menyebabkan langit menjadi oranye.

Khena Saptawaty/Intisari-Online.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini