TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Ditahan di hotel bintang lima, para pangeran dan pejabat tahanan komisi antikorupsi Arab Saudi ternyata sampai diharuskan untuk tidur di lantai berkarpet.
Sebanyak 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan menteri ditangkap oleh otoritas Arab Saudi, Sabtu (4/11/2017), atas dugaan korupsi.
Penangkapan dilakukan terkait penyelidikan kasus oleh komisi antikorupsi yang dikepalai Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman.
Kabarnya, para pangeran dan pejabat negara itu kini ditahan di Hotel Ritz Carlton, Riyadh, Arab Saudi, sembari menunggu kelanjutan nasib mereka dalam penyelidikan kasus korupsi tersebut.
Namun, meski ditahan di hotel mewah berbintang lima, para tahanan elit tersebut dikatakan tak mendapat perlakuan "mewah" seperti yang biasa mereka dapatkan.
Sebuah foto yang diperoleh Daily Mail dari seorang sumber di pemerintahan Arab Saudi menunjukkan keadaan di dalam "penjara" mewah para tahanan elit itu.
Pada foto tersebut, tampak sejumlah orang sedang berbaring di atas lantai berkarpet di sebuah ruangan besar, hanya beralaskan kasur tipis.
Masing-masing orang yang berbaring itu membungkus diri mereka menggunakan selimut dan tidur.
Menurut Daily Mail, orang-orang yang berbaring tersebut adalah para tahanan elit komisi antikorupsi Arab Saudi.
Bahkan, seorang dari mereka yang berbaring itu dikatakan merupakan Pangeran Al-Walid bin Talal, seorang pengusaha dan investor saham yang termasuk sebagai orang terkaya di dunia.
Diduga para tahanan elit tersebut tidur di ruangan aula tempat konferensi-konferensi internasional biasa digelar di hotel tersebut.
Sejak Minggu (5/11/2017) dini hari, lebih dari 30 figur penting Arab Saudi yang menjadi tahanan komisi antikorupsi itu mendekam di Hotel Ritz Carlton Riyadh.
Hotel tersebut dikatakan menjadi "penjara" sementara bagi para tokoh itu, ditemani sejumlah ajudan dan staf pemerintahan.
Dikatakan Ritz Carlton Riyadh tidak akan menerima tamu dan sudah disewa secara penuh hingga akhir November mendatang.
Hotel itu juga memutus sambungan internet dan teleponnya, yang diduga untuk memutus hubungan para tahanan elit dengan dunia luar, seperti di penjara pada umumnya. (Daily Mail/Straits Times)