TRIBUNNEWS.COM, TEHRAN - Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter yang terjadi di perbatasan Iran-Irak menewaskan lebih dari 450 orang, menjadikan gempa ini terparah di 2017.
Gempa mengguncang daerah perbatasan Iran-Irak, Minggu (12/11/2017) pukul 21.18 waktu setempat, menurut Badan Survei Geologi AS (USGS).
Titik gempa dikatakan berpusat di daerah pegunungan terpencil di Irak, sekitar 200 kilometer sebelah barat laut Baghdad dan 400 kilometer sebelah barat Tehran.
Media setempat, Tasnim, mencatat bahwa setidaknya sudah ada 445 orang tewas dan sekitar 7.370 orang mengalami cedera di Iran.
Sedangkan, di Irak, sebanyak delapan orang tewas dan 535 orang mengalami cedera, menurut juru bicara Menteri Kesehatan Irak Saif Al-Badir.
Baca: Setidaknya 300 Orang Tewas Akibat Gempa di Iran
Provinsi Kermanshah menjadi daerah yang paling terdampak parah gempa, di mana lebih dari 236 orang meninggal dunia di Kota Sarpol-e-Zahab, yang berjarak 16 kilometer dari perbatasan Irak.
Keadaan diperparah oleh keberadaan rumah sakit yang terbatas di Sarpol-e-Zahab, sehingga penanganan ratusan korban cedera sulit untuk dilakukan.
"Sarpol-e-Zahab hanya memiliki satu rumah sakit, yang hancur akibat gempa itu," jelas seorang anggota parlemen setempat, Farhad Tajari.
"Banyak pasien dan staf rumah sakit yang terkubur di balik puing-puing reruntuhan rumah sakit, jadi penanganan medis tidak bisa dilakukan," lanjutnya.
Selain itu, warga Sarpol-e-Zahab juga mengeluhkan belum adanya bantuan dari pemerintah yang sampai ke kota yang paling terdampak parah di Iran itu.
"Belum ada bantuan yang sampai ke sini, baik itu makanan atau minuman. Tidak ada bantuan pakaian, tenda untuk mengungsi, atau apapun," ucap seorang warga yang tidak disebutkan namanya.
"Kami semalam tidur di luar. Rumah kami sudah hancur. Akses listrik, air, gas, sambungan telepon terputus," lanjutnya.
Otoritas setempat mengatakan korban tewas diperkirakan akan terus bertambah seraya operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) mencapai daerah-daerah terpencil Iran.
Gempa juga dikatakan Palang Merah Iran telah membuat lebih dari 70 ribu orang membutuhkan tempat pengungsian darurat.
Upaya SAR terus dilakukan hingga malam hari untuk mencari korban yang terjebak di balik reruntuhan bangunan akibat gempa.
Presiden Iran Hassan Rouhani meminta kabinetnya untuk fokus menyediakan bantuan bagi warga yang terdampak gempa.
Di Tehran, ratusan warga mengantri untuk mendonorkan darahnya, menyusul desakan pemerintah untuk memberikan bantuan kepada korban yang terdampak. (New York Times/Guardian).