TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Aksi bakar diri yang dilakukan seorang biksu mewarnai protes menentang kebijakan China di wilayah Tibet.
Tenga, biksu yang terkenal sebagai guru sukarelawan bagi anak-anak desa, tewas setelah melakukan aksi bakar diri saat melakukan protes prefektur Ganzi di Sichuan pada Minggu (25/11/2017) pekan lalu.
Biksu berusia 63 tahun itu melakukan protes menentang kebijakan China dan menuntut kebebasan di Tibet.
Kelompok Kampanye Internasional untuk Tibet (ICT) mengatakan, Tenga menjadi orang ke-151 yang melakukan bakar diri sejak 2009 dan yang kelima dalam setahun terakhir.
Sebelumnya, seorang penduduk Ganzi bernama Wangchuk Tseten juga melakukan aksi serupa.
Baca: Saat Paus Fransiskus Tak Dikenal Warga Rohingya, Malah Dikira Ulama Berkopiah
Kelompok pendukung lainnya yang berbasis di London, Free Tibet, mengutip ucapan salah satu rekan Tenga yang menyaksikan kejadian.
"Kami ingin kebebasan di Tibet," kata Tenga sesaat sebelum menyulut api di tubuhnya, dikutip kelompok tersebut.
Sebuah video yang menampilkan aksi Tenga juga telah beredar. Menunjukkan saat biksu itu terbakar di jalan dan disaksikan kerumunan orang.
Baca: Minta Polisi Tobat, Begini Kronologi Pria Hendak Tusuk Anggota Polantas
Petugas segera mendekat dan berupaya memadamkan api dengan menggunakan selimut dan alat pemadam api.
"Dia berpesan setiap orang Tibet memiliki tanggung jawab dan mengatakan kepada saya ke mana pun saya pergi tidak boleh melupakan Tibet. Dia selalu bangga menjadi orang Tibet," ujar salah satu kerabat Tenga dikutip ICT.
Aksi protes menentang pemerintahan China masih dilakukan orang-orang Tibet yang merasa pemerintah komunis itu melakukan represi agama dan mengikir budaya asli Tibet. (AGNI VIDYA PERDANA)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Protes China, Seorang Biksu Terkenal Tibet Bakar Diri