News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Yerusalem

Trump Akui Ibu Kota Israel, Paus Fransiskus Minta Dunia Hormati Status Quo Yerusalem

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paus Fransiskus.

TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN - Paus Fransiskus meminta komunitas internasional untuk menghormati 'status quo' Yerusalem, di tengah polemik pengakuan kota tersebut sebagai ibu kota Israel.

Presiden AS Donald Trump akhirnya resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di Gedung Putih, Washington, Rabu (6/12/2017) waktu setempat.

Melalui pernyataan tersebut, Trump juga mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Beberapa jam menjelang pengumuman tersebut, Pemimpin Gereja Katolik Roma itu ikut menyuarakan tanggapannya terhadap keputusan Trump itu.

Dalam pidato publiknya, Sri Paus mendesak semua pihak untuk menghormati resolusi PBB atas Yerusalem.

"Saya tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran besar saya terhadap situasi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini," tutur Paus Fransiskus.

"Namun, saya meminta secara tulus kepada semua pihak agar tetap berkomitmen untuk menghormati 'status quo' kota itu dan sejalan dengan resolusi PBB yang berlaku," ucapnya.

Baca: DPR: Sikap AS Soal Yerusalem Timbulkan Masalah Baru

Menurut Paus Fransiskus, Yerusalem merupakan kota suci bagi umat Yahudi, Kristen, dan Islam, yang memiliki tempat-tempat suci berdasarkan kepercayaan masing-masing umat di kota itu.

"Dan seharusnya itu menjadi kota yang penuh kedamaian," kata Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus mengatakan, dirinya mendoakan agar kebijaksanaan dapat menghindarkan situasi terkini dari "ancaman-ancaman ketegangan baru".

Melalui pernyataannya, Trump mengatakan bahwa dirinya hanya menepati apa yang sudah dijanjikannya semasa kampanye pencalonan presiden pada 2016.

"Tidak seperti presiden-presiden AS sebelumnya yang sudah menjanjikan ini dalam kampanyenya, tapi gagal memenuhinya. Hari ini, saya memenuhi janji saya," kata Trump.

Trump menyebut, pengakuan tersebut menjadi penanda atas dimulainya pendekatan baru terhadap konflik Israel-Palestina.

Selain itu, Trump juga menegaskan bahwa dengan pengakuan itu, dirinya tidak bermaksud untuk menentukan bahwa seluruh wilayah Yerusalem itu secara resmi akan menjadi wilayah Israel.

"Kami tidak bermaksud untuk menjadi penentu status wilayah tersebut dan hal-hal lain terkait itu, termasuk soal batas wilayah spesifik kedaulatan Israel di Yerusalem," katanya.

Pernyataan Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel memicu kecaman dan kritik dari sejumlah pemimpin negara. (Reuters/Financial Times)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini