Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Gelombang reaksi terus mengalir setelah Presiden Donald Trump menyatakan untuk memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Di Kairo, para Menteri luar negeri liga Arab, Sabtu (9/12/2017) bersuara meminta AS untuk membatalkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan bagi masyarakat internasional untuk mengakui negara Palestina.
Baca: Ketua Fraksi PKS: Klaim Atas Yerusalem Adalah Bentuk Penindasan, Kezaliman dan Penjajahan
Dalam resolusi setelah pertemuan darurat di Kairo, anggota Liga Arab, para Menlu mengatakan bahwa AS telah "menarik diri sendiri sebagai sponsor dan broker" proses perdamaian Palestina dan Israel.
Para Menteri bertemu di Markas Liga Arab di Kairo untuk merumuskan respon terhadap keputusan AS yang telah matang-matang dikritik di dunia Arab dan internasional.
Baca: Guru Besar UI Nilai Masyarakat Dunia Perlu Didorong Untuk Mengakui Wilayah Negara Palestina
Para menteri setuju untuk "menuntut AS membatalkan keputusan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan menyerukan masyarakat internasional untuk mendukung Palestina dengan timur Yerusalem sebagai Ibu kotanya."
Mereka juga mengatakan mereka akan menuju ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk resolusi mengutuk keputusan AS sebagai pelanggaran hukum internasional.
Baca: Gara-gara Trump, PKS Ancam Boikot Produk Amerika
Keputusan telah memicu protes dan bentrokan di wilayah Palestina sejak Trump mengumumkan keputusan pada Rabu lalu.
Presiden otoritas Nasional Palestina Mahmud Abbas telah membatalkan jadwal pertemuan dengan Wapres AS Michael Pence di Ramallah akhir bulan ini.
Di Indonesia, Pemerintah menaruh perhatian yang sangat besar terhadap pengakuan sepihak AS atas kota Jerusalem, sebagai ibu kota Israel.
Terkait hal tersebut, Presiden Joko Widodo juga telah menghubungi Presiden Palestina, Mahmud Abbas. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyampaikan sikap Indonesia yang tidak pernah berubah dalam mendukung perjuangan dan perdamaian di Palestina.
"Saya sudah mencoba (menelepon) kemarin dua kali. Alhamdulillah malam tadi sudah berbicara dengan Presiden Mahmud Abbas," ujar Presiden Jokowi saat meninjau lokasi bencana di Dukuh Bonjing, Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (9/12/2017).
Melalui pembicaraan tersebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan langsung kepada Presiden Palestina bahwa Indonesia mengecam keras keputusan tersebut.
Indonesia juga terus berpegang kepada resolusi Dewan Keamanan PBB terkait Palestina yang mengupayakan perdamaian.
"Pengakuan tersebut membahayakan proses-proses perdamaian yang sudah lama dirintis," kata Jokowi.
Kepala Negara juga memberikan jaminan kepada Presiden Mahmud Abbas bahwa pemerintah dan rakyat Indonesia akan selalu bersama dengan perjuangan rakyat Palestina.
"Indonesia akan selalu bersama dengan perjuangan rakyat Palestina," tuturnya.
Untuk itu, sebagai tindak lanjut atas pengakuan AS, Indonesia mengajak sejumlah negara lain untuk bersatu dan tidak mengikuti langkah AS yang hendak memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Presiden Palestina sendiri sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh Indonesia sejak dulu hingga sekarang ini.
"Sangat menghargai apa yang telah dilakukan negara kita. Konsisten sejak presiden pertama kita, Bung Karno, sampai sekarang," kata Presiden.
Untuk diketahui, sebagai langkah selanjutnya, Indonesia bersama dengan negara-negara muslim lain yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) akan mengadakan sidang khusus terkait hal ini.
Presiden Joko Widodo telah menyatakan kesiapannya untuk hadir dalam pertemuan itu yang rencananya akan digelar di Istanbul, Turki, pada 13 Desember 2017 mendatang.(AFP/Channel News Asia)