TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kini semakin terpinggirkan setelah 128 negara menyokong resolusi PBB.
Seperti dikutip dari Sinar Harian, Selasa (26/12/2017), dalam resolusi itu, PBB menolak klaim AS bahwa Yerusalem Ibu Kota Israel.
Yang lebih memalukan, hanya 9 negara yang menolak usulan tersebut dan mendukung klaim Al Quds sebagai ibu kota Israel.
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan keputusan itu tidak akan mengubah pendirian AS untuk terus mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
AS pun bersikukuh akan tetap memindahkan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Bailtulmaqdis.
Sebelum undian, Haley juga berulang kali mengancam untuk menghentikan bantuan kepada negara yang menyokong draf resolusi itu selain sumbangan AS kepada PBB.
AS kaki buli
Sementara itu, Menteri Luar Turki Mevlut Cavusoglu menganggap AS 'menghina' lembaga antarabangsa usai mengeluarkan ancaman itu.
"Ada sebuah negara anggota PBB yang telah mengancam semua anggota lain. Kami telah diminta untuk mengundi ‘tidak’ atau merasakan akibatnya. Malah ada yang diancam untuk dihentikan bantuan pembangunan."
“Sikap sedemikian tidak boleh diterima. Ini adalah satu penghinaan dan badan ini (PBB--red) tidak akan tunduk kepadanya."
"Adalah sesuatu yang tidak beretika untuk berpikir bahwa nilai dan maruah negara anggota boleh dijual beli,” katanya.
Hanya negara kerdil yang menyokong AS
Washington hanya menerima dukungan dari 7 negara kerdil.
Ini menjadi bukti yang menunjukkan langkah Paman Sam tidak disenangi masyarakat dunia.