Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Asosiasi keluarga korban penculikan Korea Utara (Korut) bertemu dengan Perdana Menteri Abe dan melaporkan bahwa asosiasi memutuskan untuk membuat kebijakan aktivitas yang bertujuan agar pengembalian anggota keluarga yang diculit dapat segera direalisasikan Korut dengan lebih agresif lagi.
"Kami mendesak pemerintah agar lebih aktif lagi mendesak Korut supaya bisa lebih cepat lagi mengembalikan anggota keluarga yang diculik dikembalikan ke Jepang," papar anggota asosiasi tersebut setelah bertemu dengan PM Jepang.
Sementara PM Abe mengomentari "Saya ingin menyelesaikan masalah ini dengan sekuat tenaga serta bekerjasama dengan masyarakat internasional. Kami sadar waktunya sudah mendesak dan rasa sakit yang dalam di hati para anggota keluarga yang diculik, namun kita akan usahakan yang terbaik untuk mereka."
Anggota keluarga yang diculik, Shigeo Iizuka, kakak laki-laki dari Yaeko Taguchi, yang diculik Korut, perwakilan asosiasi keluarga korban penculikan, mengatakan, "Tahun lalu kami juga bekerja untuk menyelesaikan masalah ini namun tak ada hasilnya," paparnya.
Keluarga korban yang menunggu di Jepang berada dalam kondisi yang tidak dapat ditolerir lagi, "Jadi saya ingin kita semua melakukan yang terbaik untuk memberikan konsultasi substantif agar para korban semua dapat segera kembali ke rumah. "
Berdasarkan fakta bahwa lebih dari 40 tahun telah berlalu sejak penculikan itu, dengan hasil tanpa reuni dengan keluarganya hingga kini.
"Oleh karena itu kami memutuskan sebuah kebijakan untuk melakukan negosiasi dengan Korea Utara untuk mengembalikan korban, termasuk memberikan imbalan."
Anak tertua Yaeko Taguchi, Koichiro Iizuka berkata, "Ini bukan solusi nyata kecuali keluarga yang menunggu untuk kembali dapat bertemu korban sebelum mereka meninggal. Oleh karena itu bantuan pemerintah sangatlah segera dapat dilakukan dengan lebih baik lagi."