News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jelang Kunjungan Jokowi, ISIS Serang Akademi Militer di Kabul, 5 Tentara Tewas

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi menggandeng tangan Ibu Negara Iriana saat turun dari pesawat Kepresidenan Indonesia-1, di Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Senin (29/1/2018) siang.

TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Jokowi tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Senin (29/1/2018) siang pukul 11.40 Waktu Setempat (WS) atau 14.10 WIB.

Demikian dikutip Tribunnews.com dari laman Setkab.go.id, Senin (29/1/2018).

Dijelaskan kunjungan Kenegaraan Presiden Jokowi ke Afghanistan ini merupakan kunjungan kedua Presiden Republik Indonesia ke Afghanistan setelah Kunjungan Kenegaraan Presiden Sukarno yang dilakukan pada tahun 1961.

Di pintu pesawat, Duta Besar Republik Indonesia untuk Afghanistan Arief Rachman dan Kepala Protokol Negara Afghanistan menyambut kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana.

Udara dingin bahkan hujan salju yang menyelimuti Kabul tidak mengurangi hangatnya penyambutan yang dilakukan pemerintah Afghanistan.

Sejumlah pejabat Afghanistan di antaranya Wakil Presiden Sarwar Danish, Menteri Luar Negeri Salahudin Rabbani, Menteri Keuangan Eklil Hakimi, Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia Roya Rahmani, Gubernur Kabul Mohammad Yaqoub Haidan, Walikota Kabul Abdullah Habibzal menyambut kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana.

Baca: ISIS Akui Dalang di Balik Serangan terhadap Akademi Militer di Kabul yang Tewaskan 5 Tentara

Dari bandara, Presiden melanjutkan perjalanan dengan mobil yang telah disediakan menuju Istana Presiden Arg.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan Presiden Jokowi tetap melakukan kunjungan kerja ke Afghanistan, meskipun kondisi di negara tidak kondusif setelah adanya aksi bom bunuh diri.

Untuk itu Pratikno mengatakan, pengamanan Jokowi selama di Afghanistan sudah dimaksimalkan, mulai dari pasukan pengamanan presiden (Paspampres) Indonesia maupun dari pihak Afganistan.

"Pak Presiden (Jokowi) sudah bersikeras, jadi walaupun suasana sebenarnya tidak kondusif tapi presiden memutuskan‎ untuk tetap berkunjung ke Afghanistan," tutur Pratikno di kantornya, Jakarta, Senin (29/1/2018).

Baca: Jokowi Tetap ke Afghanistan Meskipun Situasinya Tidak Kondusif

Menurut Pratikno, kunjungan Jokowi ke Afghanistan merupakan bagian dari upaya pemerintah Indonesia meningkatkan solidaritas ke masyarakat internasional, apalagi sesama negara muslim.

Pada hari ini, Jokowi berada di Afghanistan dari sebelumnya kunjungan ke Bangladesh, yang merupakan rangkaian kunjungan kenegaraan ke lima negara.

Jokowi bersama rombongan lepas landas dari Bangladesh pukul 09.20 waktu setempat dari Bandara Internasional Hazrat Shahjalal, Dhaka.

Setiba di Ka‎bul, Afghanistan, Jokowi dan Ibu Iriana Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Istana Presiden Arg.

Dalam agenda kunjungan ke Afghanistan, Presiden akan mengikuti serangkaian kegiatan kenegaraan, yaitu Tete-a-Tete, pertemuan bilateral dan memberikan peryataan pers bersama.

Selain itu, Jokowi juga akan mengujungi Istana Darul Aman yang juga menjadi agenda penutup kunjungan presiden bersama ibu negara.

Diketahui, jelang kedatangan Jokowi, lima pejuang Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah ( ISIS) melakukan penyerangan Akademi Militer di ibu kota Kabul, Afghanistan pada Senin (29/1/2018).

Sedikitnya lima tentara dan melukai 10 tentara lainnya terluka dalam serangan militan ISIS tersebut.

Serangan ini merupakan yang terbaru dalam gelombang kekerasan tanpa henti di Kabul bulan ini yang dilakukan Taliban dan saingannya ISIS yang telah membunuh dan melukai ratusan orang.

Serangan hari Senin mulai terjadi sejak pagi, saksi mengatakan dan pertempuran berlanjut lama setelah fajar.

Seorang pembom bunuh diri pertama menghantamkan dirinya ke unit militer yang bertanggung jawab untuk menyediakan keamanan kepada Akademi.

"Lalu diikuti kontak tembak dengan pasukan," kata Dawlat Waziri, juru bicara Kementerian Pertahanan Afganistan.

Tidak ada yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Tetapi Taliban dan kelompok ISIS selama ini menjadi dalang atas serangkaian serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan.

Setidaknya lima pemberontak yang terlibat dalam serangan di pagi hari ini, menurut Waziri.

"Dua dari para penyerang tewas dalam kontak temba, dua meledakkan diri melalui rompi bunuh diri mereka dan satu ditangkap oleh pasukan," katanya.

Semua jalan yang mengarah ke Akademi Militer diblokir oleh polisi, yang hanya diperbolehkan ambulans masuk untuk membawa korban terluka ke rumah sakit.

Setelah kontak tembak berakhir, pasukan keamanan kembali mengambil kendali area tersebut.

"Mereka juga menyita satu rompi bunuh diri, AK-47 dan beberapa amunisi," kata Waziri.

Beberapa waktu kemudian, afiliasi kelompok ISIS di Afghanstan, yang dikenal sebagai Provinsi Khorasan, memosting klaimnya bertanggung jawab pada kantor berita Aamaq, dan mengatakan para pejuang yang menyerang "Akademi Militer di Kabul."

Akademi Militer di Kabul juga pernah diserang pada bulan Oktober tahun lalu oleh seorang pembom bunuh diri yang menewaskan 15 prajurit.

Penyerang pada kaki dan seluruh tubuhnya terhubung dengan baju bom bunuh diri. Serangan itu didalangi oleh Taliban.

Serangan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir di Kabul dan di tempat lain di Afghanistan. Termasuk pengeboman besar-besaran yang dipentaskan oleh militan yang menimbulkan korban maksimum, menanamkan teror dan melemahkan kepercayaan terhadap Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di pemerintah dan keamanan negara.

Pada hari Sabtu pekan lalu, Taliban juga melakukan penyerangan menggunakan ambulans di Kota Kabul dan membunuh setidaknya 103 orang dan melukai sebanyak 235 orang.

Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan ambulans, serta serangan seminggu sebelumnya di mana militan menyerbu hotel Intercontinental di Kabul, menewaskan 22 orang, termasuk 14 orang asing.

Masoom Stanekzai, Kepala Dinas intelijen Afghanistan, mengatakan lima tersangka yang ditangkap karena keterlibatannya dalam serangan hotel.

"Satu menjadi buronan setelah melarikan diri," katanya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini