Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - PT Antam menargetkan penjualan 24 ton emas tahun 2018 ini, plus ferronickel 26.000 ton (tahun lalu 21.000 ton) dan sebagainya dengan sangat agresif untuk mengejar pendapatan berlipat ganda.
"Kita belum bisa publish angka penjualan keseluruhan, baru minggu depan diumumkan. Tapi dari segi volume penjualan emas 24 ton target kita, ferronickel 26.000 ton di mana tahun lalu terjual 21.000 ton, memang sangat agresif tahun ini," tekan Presdir PT Antam Arie Prabowo Ariotedjo (57) khusus kepada Tribunnews.com sore ini (27/2/2018).
Harga nikel menurutnya juga hampir 14.000 dolar AS per ton mengalami kenaikan sejak awal tahun semua naik, mungkin karena harga minyak naik.
"Target penjualan ore ekspor untuk Nikel 3,9 juta ton. Lalu ore boksit 580.000 ton dan mudah-mudahan bisa di atas satu juta ton, karena proyek sekarang sedang mengembangkan penggunaan bauxite smelter grage alumina refinery (SGAR) di Mempawah."
Studi kelayakan masih terus dilakukan dan apabila berhasil dan visible, "Kita bisa men-develop proyek di semester 2 sehingga punya kesempatan menambah ijin ore ekspor di bauxite sehingga mencapai 2 juta ton. Maka target jual bisa mencapai 1,6 juta ton."
Saat ini memang diakui sedang baik harga-harga komodito.
"Semua komoditi lagi naik karena minyak naik, lalu minyak naik, batubara naik, semua naik. Bahkan Dolar naik tetapi rupiah melemah ya," ungkapnya lagi.
Dengan pembukaan pasar Jepang MOU jual beli yang dilakukan dengan MKK C.Ltd Jepang hari ini maka Antam punya kepastian penjualan 200 kilogram emas batangan ke Jepang per bulan selama satu tahun mendatang ini. Sebuah ekspansi Antam yang patut diacungi jempol saat ini.