TRIBUNNEWS.COM - Can't buy me love.
Begitulah judul lagu dari band legendaris The Beatles.
Lagu ini, pantas pula menceritakan kisah cinta antara dua manusia berbeda ras, He Pengwei dan Inesa.
He, asal daerah pedesaan Yangcheng, di Provinsi Shanxi, Tiongkok, adalah seorang pria berpenghasilan biasa saja.
Ia bekerja sebagai seorang salesman.
Sementara Inesa, adalah seorang wanita asal Ukraina yang bekerja sebagai seorang penerjemah di Tiongkok.
He dan Inesa menikah setelah setahun lalu, bertemu di Beijing.
Ketika He mengatakan hendak menikahi Inesa, orangtua He sangat khawatir.
Calon menantunya orang yang sangat cantik dan mapan.
Mereka khawatir berapa uang yang diminta untuk membayar uang mahar.
Maklum, di desa tempat He tinggal, keluarga mempelai pria memberi uang mahar buat keluarga wanita, adalah hal yang wajib dilakukan.
Tapi saat bertemu besan, orangtua He kaget.
Ternyata tradisi seperti itu tak ada di Eropa.
Mereka keheranan saat orangtua Inesa, tak mau mendapat uang sebagai 'syarat' agar anaknya bisa dinikahi.
"Besan kami tak minta satu apa pun dari kami. Mereka tak minta uang, rumah, atau mobil," ujar He Jianghuo, ayah He.
"Pernikahan anak kami sangat sederhana (tidak seperti biasanya), kami hanya melakukan persiapan satu minggu," ujar He Jianguo.
"Semua saudara kami tak pernah lihat ada pernikahan yang begitu mudah tanpa syarat seperti ini," kata dia lagi.
Dikutip dari china.com, Inesa mengaku jatuh cinta kepada He bukan karena ia kaya atau tampan.
Menurut Inesa, ia kagum dengan sifat He yang begitu ramah dan baik.
Pernikahan He dan Inesa ini akhirnya menjadi viral di China. (*)