TRIBUNNEWS.COM, PUTRAJAYA - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengkritik oposisi di negara itu karena telah menghina dan meremehkan 1,6 juta pegawai negeri sipil (PNS).
Dikutip dari laman Free Malaysia Today, Kamis (5/4/2018), ia mengutip pernyataan Deputi Presiden PPBM Mukhriz Mahathir bahwa oposisi Pakatan Harapan akan memecat pejabat senior pemerintah, jika berkuasa setelah pemilihan umum ke-14.
"Yang paling menyedihkan, saya merasa sangat kecewa saat para pemimpin oposisi meremehkan dan menghina pegawai negeri," kata Najib dalam acara pertemuan Sipolil ke-16 yang dihadiri sekira 10 ribu pegawai negeri itu.
Ia pun menegaskan bahwa koalisi pemerintahan tetap peduli terhadap para PNS.
"Tapi tuan dan nyonya, biarkan saja, yang pasti adalah saat ini pemerintahan Barisan Nasional selalu peduli dan mengurus kesejahteraan pegawai negeri," tegas Najib.
Baca: Perdana Menteri Malaysia Najib Razak Akan Bubarkan Parlemen Besok
Pertemuan tersebut adalah acara yang digelar secara tahunan dan dihadiri oleh perdana menteri yang selalu menyampaikan pesannya kepada para pegawai negeri sipil dalam berbagai layanan di tingkat pemerintah federal, negara bagian dan lokal serta perusahaan yang terkait dengan pemerintah.
Najib mengatakan kata-lata yang disampaikan pihak oposisi telah melukai perasaan pegawai negeri.
Ia pun mengutip contoh lainnya dengan menyebut Institut Penang, sebuah badan yang berada di bawaj pemerintah Penang, telah mengusulkan pada 22 oktober 2016 saat menganalisis anggaran 2017.
Institut tersebut mengatakan jumlah pegawai negeri dikurangi menjadi 430 ribu.
"Ini berarti 1,2 juta pegawai negeri akan kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian mereka," jelas Najib.
Menurutnya, pemerintah yang merupakan koalisi Barisan Nasional akan terus mempertahankan martabat dan kepentingan pegawai negeri yang ia gambarkan sebagai 'teman setia' dan 'pilar utama pemerintah'.
Terowongan yang Belum Selesai
Najib mempertanyakan klaim oposisi yang menyebut Malaysia sebagai negara gagal, meskipun berbagai prestasi ia akui telah diraih oleh negara itu.