Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tidak sedikit orang bertanya kapan mafia Jepang (yakuza) masuk ke Indonesia. Kepastiannya memang tidak ada tetapi yang jelas mulai memasuki Indonesia sejak pemerintahan Soekarno terutama saat Presiden Soekarno menikahi Ratna Sari Dewi Soekarno (75) tahun 1962.
"Soekarno sangat kepincut dengan Dewi yang sangat cantik tentu saja saat itu sebagai seorang hostes di Ginza Tokyo," ungkap sumber Tribunnews.com Senin ini (9/4/2018).
Setelah bertemu dan jatuh cinta saat menghadiri perayaan ulang tahun kemerdekaan RI di Hotel Imperial Tokyo, langsung Soekarno memintanya bertemu untuk diajak makan bersama dua hari kemudian yang ditemani Sekretaris Presiden Soekarno saat itu.
Kunjungan Soekarno pribadi pun ke Tokyo tak lepas dari bodyguard para yakuza sekitar 8 orang yang melindungi Soekarno dari adanya ancaman pembunuhan DI/TII yang rencana akan dilakukan di Tokyo.
Tapi berkat perlindungan Yakuza selama kunjungan di Jepang, Soekarno pun selamat dan dijauhkan dari teror dan ancaman pembunuhan.
Pejabat tinggi Jepang seorang menteri meminta yakuza menjaga Soekarno saat datang ke Jepang kapasitas pribadi untuk menemui Dewi.
Hasil kunjungan yang sukses itu atas bantuan yakuza Jepang, membuat hubungan Soekarno dengan Yakuza juga semakin baik.
"Layaknya take and give saling bantu-membantu, saat yakuza Jepang ke Indonesia dibantu pula oleh Soekarno dengan baik. Dari sanalah mulai masuk para yakuza ke Indonesia."
Bahkan sampai kini ada satu orang mantan yakuza yang bermukim sudah puluhan tahun di Jakarta, memiliki saham di rumah sakit terkenal, punya restoran dan berbagai usaha lain hingga saat ini.
Nama mereka tentu saja tak akan diungkapkan di sini, namun merea kini sudah sangat tua dan berusaha menyelam ke dalam air agar tak terliput oleh para kuli tinta.
Orang tersbeit pun juga ikut berjasa dalam menjodohkan Soekarno dengan Dewi saat awalnya termasuk menjodohkan perempuan lain kepada Soekarno yang telah dikawininya pula yaitu Sakiko Kanase yang berakhir dengan bunuh diri.
"Bagi orang Jepang Soekarno diketahui memiliki dua isteri Jepang. Kanase telah bunuh diri dan Dewi adalah isteri Jepangnya yang kedua."
Penelitian Tribunnews.com selama puluhan tahun menghasilkan kesimpulan bahwa sampai kini masih ada anggta yakuza di Indonesia dalam jumlah sedikit sekitar 10 orang yang kemudian berasimilasi dengan orang Indonesia. Namun tetap dirinya tak akan mau ke luar ke masyarakat, sebisa mungkin jati dirinya tak akan diketahui orang lain bahwa dia sebenarnya yakuza.
Yakuza yang lain puluhan masih suka pergi-pulang Indonesia-Jepang untuk mengurus bisnis dan cari uang di Indonesia. Sama juga tak akan mau kelihatan, sulit diidentifikasi bagi orang umum.
"Layaknya yakuza sebenarnya seperti pengusaha biasa saja. Tapi yakuza di organisasi kejahatan dan pebisnis biasa di kalangan masyarakat umum," papar Sugawara Ushio (53) mantan bos yakuza baru-baru ini kepada Tribunnews.com.
Upaya yakuza di Indonesia tentu semua terkait keuangan, bagaimana mencapai kekayaan secepat dan sebanyak mungkin, layaknya juga para pebisnis.
Untuk menutupi kecurigiaan biasanya mereka juga sering menderma ke kegiatan sosial misalnya sumbangan buat sekolah anak-anak sekolah dasar, mesjid dan sebagainya sehingga kecurigaan sekeliling hilang terhadapnya.
Layaknya Yamaguchigumi, yakuza terbesar di Jepang pernah bagi-bagi permen saat perayaan hari Haloween kepada anak-anak sekolah dasar di sekitarnya.
Demikian pula bantuan yakuza di malam pertama saat gempa bumi di Kobe dan di Tohoku 11 Maret 2011. Belasan mungkin 20 truk lebih dari kalangan yakuza membawa bantuan air, makanan, obat-obatan, tenda dan sebagainya bagi para korban bencana alam tersebut. Semua diam dalam kesedihan bencana, namun tahu pasti bahwa mereka adalah kalangan yakuza yang membantu para korban bencana.
Diperkirakan jumlah yakuza akan semakin banyak di Indonesia seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia di masa mendatang.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in