TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Presiden AS Donald Trump secara verbal sudah memberi peringatan keras, rudal-rudal pintar AS akan diluncurkan ke Suriah. Lewat cuitan di akun twitternya, Trump meminta Rusia sebagai pelindung Suriah segera bersiap.
Perang baru ini menurut Trump sebagai reaksi kabar penggunaan senjata kimia di Douma, Ghouta Timur oleh pasukan Suriah.
Tanda segera digelarnya peperangan baru ala Trump disinyalir CivMilAir, kelompok yang memonitor pergerakan pesawat terbang di dunia.
Lewat akun Twitternya, CivMilAir, menginformasikan sebuah pesawat militer AS yang diberi nama "Doomsday Plane", telah bergerak dari pangkalan Wright Pettersonb di dekat Dayton, menuju Springfield, Illinois.
Pesawat Boeing E-4B Nightwatch itu merupakan pesawat khusus yang berfungsi sebagai pusat komando AS saat perang. Pesawat meninggalkan Deiton pada Rabu, 11 April 2018 pukul 14.09 waktu setempat, atau Kamis (12/4/2018) WIB.
Boeing E-4B Nightwatch ini hanya satu di antara empat National Emergency Command Post (NEACP), yang bisa bergerak mobile sebagai pusat koordinasi dengan pasukan AS di manapun berada.
Selama perang, terutama mengantisipasi perang nuklir, hanya Presiden AS, Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS yang boleh berada di pesawat ini.
Tentu berikut staf-staf komando pusat dan awak pesawat.
Apakah pergerakan pesawat khusus ini pertanda perang segera tergelar?
Belum ada keterangan lebih lanjut terkait pergerakan pesawat ini. CivMilAir hanya memajang screenshoot rute pergerakan pesawat E-4B berkode 73-1677 MATH01. Juga belum ada tanggapan resmi dari otoritas militer AS.
Secara spesifikasi, "pesawat kiamat" ini memang sangat spesial. Ia juga dijuluki "National Airborne Operation Centres", yang memungkinkan pengambil keputusan berkomunikasi dengan siapapun dan di manapun berada saat di udara.
Sistem komunikasi masih mampu beroperasi sekalipun menghadapi peralatan pengacak tercanggih sekalipun dari musuh. Pesawat tiga tingkat ini menggunakan instrumen penerbangan analog, menghindari serangan siber dari lawan.
Pesawat khusus tipe Boeing 747 jumbo jet ini akan selalu terbang mengikuti Air Force One, ke manapun Presiden AS sebagai Commander in Chief bergerak.
Washington menuduh Damaskus di balik serangan kimia yang konon menewaskan puluhan penduduk di Douma. Lokasi kejadian berada di lokasi yang semula dikuasai kelompok militan Jaish al-Islam.
Ribuan jihadis yang dibackup Arab Saudi ini telah direptriasi secara damai ke Jarablus, dekat perbatasan dengan Turki. Pemerintah Suriah membantah tuduhan keji ini.
Kementerian Pertahanan Rusia berkali-kali sebelumnya memperingatkan, kelompok pemberontak menguasai senjata kimia, dan merencanakan penggunaannya untuk provokasi dan fitnah.
Penggunaan bahan kimia oleh kelompok pemberontak itu akan jadi preteks intervensi militer oleh AS dan sekutu Eropa maupun Arab.
Para spesialis senjata kimai Rusia telah dikirim ke Douma, ke lokasi yang dilaporkan ada kejadian serangan kimia. Namun mereka tidak menemukan jejak penggunaan senjata kimia yang dituduhkan.
Mereka juga tidak menemukan korban serangan kimia di berbagai pusat pengobatan di Douma. Moskow dan Damaskus mengundang pakar OPCW guna menyelidiki langsung laporan itu ke lapangan.(Tribunjogja.com/Sputniknews/DailyMail/xna)