Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Para Pemimpin Negara Arab tidak membahas serangan rudal Amerika Serikat (AS), Inggris dan Perancis ke Suriah pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab.
KTT tersebut digelar di Arab Saudi pada Minggu (15/4/2018), sehari setelah serangan terkoordinasi oleh AS, Inggris dan Prancis terhadap tiga area yang diduga terkait dengan produksi senjata kimia di Suriah.
Menurut seorang juru bicara KTT, para pemimpin Arab sempat menyinggung konflik Suriah, tetapi tidak menyoroti serangan yang menargetkan situs-situs dekat Damaskus dan provinsi Homs.
"Para pemimpin menyarankan penyelidikan internasional serta menyayangkan penggunaan senjata kimia di Suriah," ujar Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir, seperti dilansir Al Jazeera, Senin (16/4/2018).
Sebelumnya, Arab Saudi, Bahrain dan Qatar telah mengeluarkan pernyataan untuk mendukung serangan tersebut. Sementara Mesir, Irak dan Libanon menyatakan keprihatinannya.
Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang membantah bahwa rezimnya menggunakan atau memiliki senjata kimia, tidak hadir pada pertemuan itu setelah Suriah ditangguhkan dari Liga Arab pada 2011 lalu.
Baca: Ricuh di Stadion Kanjuruhan Malang, Pembina The Jakmania: Itu Tergantung Prestasi Tim
Analis politik senior Al Jazeera, Marwan Bishara mengatakan "aneh" bahwa serangan AS baru-baru ini di Suriah tidak ada dalam agenda pembahasan.
"Itu sangat aneh. Ini yang bisa disebut sebagai pertemuan tanpa dasar," kata Marwan.
Baca: Uang Yang Disetor BPJS Ketenagakerjaan Tidak Akan Hilang
KTT Liga Arab Bahas Pernyataan Trump Soal Yerusalem
Dalam pernyataan penutup di KTT Liga Arab, para pemimpin Arab menolak keputusan Presiden Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Mereka menilai pernyataan tersebut tidak sah dan ilegal.
Baca: Diduga Jebakan First Travel Gaet Calon Jemaah Umroh, Begini Faktanya
Trump juga mengumumkan kedutaan AS akan pindah ke Yerusalem, sehingga menarik kecaman internasional dan memicu gelombang protes panas di seluruh dunia.
Sebagai tanggapan, Arab Saudi mengganti nama KTT Liga Arab ke-29 itu menjadi "Quds [Jerusalem] Summit".
"Kami menegaskan kembali penolakan atas keputusan AS soal Yerusalem. Yerusalem Timur merupakan kesatuan bagian dari Palestina," kata Raja Salman.
Status Yerusalem, yang memiliki arti khusus bagi umat Muslim, Kristen dan Yahudi, telah lama menjadi topik sensitif dan menjadi isu inti dalam konflik Israel-Palestina.