News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perang di Suriah

Irak Lancarkan Serangan Udara ke ISIS di Suriah

Penulis: Ria anatasia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ghouta Timur, pinggiran kota Damaskus, Suriah (Louai Beshara/AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Irak menggencarkan serangan udara ke Suriah.

Serangan mematikan itu diarahkan kepada kelompok radikal yang menamakan dirinya Negara Islam ISIS di Suriah.

Sebelumnya, Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi menyatakan akan mengambil tindakan nyata terhadap ISIS jika militanya mengancam negara Irak.

Dilansir dari Al-Jazeera, Jumat (20/4/2018), Kantor Perdana Menteri (PM) Irak mengatakan jet-jet tempur Irak F-16 melewati perbatasan Suriah pada Kamis, (19/4/2018).

Baca: Politikus Golkar Nilai Hengkangnya Sejumlah Kader PPP ke PBB Tak Kurangi Kekuatan Jokowi di 2019

Serangan itu, kata Kantor PM Irak, sudah dikoordinasikan dengan militer Suriah

"Berdasarkan perintah Panglima Militer, Haider al-Abadi, Angkatan Udara kami sudah melancarkan serangan udara mematikan ke situs-situs perlindungan ISIS di Suriah di dekat perbatasan Suriah-Irak pada Kamis kemarin," katanya.

Kantor PM Irak menerangkan serangan itu membalas serangkaian tindakan berbahaya dari ISIS dan menunjukkan kekuatan militer Irak memerangi terorisme.

Tahun lalu, Al-Abadi secara resmi mengumumkan kemenangannya atas ISIL berkat bantuan koalisi yang terdiri dari pasukan Peshmerga Kurdi dan unit paramiliter yang didominasi aliran Syiah.

Militer Irak juga mendapat dukungan udara dan darat dari koalisi internasional.

Baca: KPK Berharap Setya Novanto Dihukum Seberat-beratnya

Meski begitu, ISIS masih menjadi ancaman bagi Iran karena militan kelompok yang berada di wilayah perbatasan Irak-Suriah itu masih menjatuhkan bom ke Irak.

Militan ISIS diberi waktu 48 jam untuk meninggalkan kawasan ibu kota Suriah, Damaskus, seperti dilaporkan Al-Watan, Kamis (19/4/2018).

Kelompok radikal ini menguasai area kamp pengungsi Yarmouk Palestina di sekitar selatan Damaskus selama hampir tiga tahun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini