TRIBUNNEWS.COM - Kalau bicara mengenai penjara, tidak ada yang mengalahkan seramnya penjara Alcatraz, Amerika Serikat.
Penjara ini dibangun di sebuah pulau bernama pulau Alcatraz di San Fransisco, Amerika Serikat.
Bangunan penjara ini dikelilingi arus air dingin yang sangat besar sehingga para narapidana diklaim tidak bisa melarikan diri dengan mudah.
Ribuan pelaku kriminal kelas kakap seperti Alcapone pernah dipenjara di Alcatraz.
Meski kini penjara Alcatraz telah berhenti beroperasi, nyatanya ada sebuah surat yang dibuat oleh seorang narapidana yang berhasil selamat dari penjara tersebut.
Surat itu dibuat oleh John Anglin pada tahun 2013 dan baru muncul ke publik tahun 2018 ini.
John Anglin menceritakan pengalamannya melarikan diri dari Alcatraz pada 11-12 Juni 1962 bersama dua narapidana lain, Clarence Anglin dan Frank Morris.
Anglin dan temannya telah merencanakan upaya pelarian ini selama enam bulan termasuk untuk memperlebar saluran ventilasi di sel mereka.
Tiga napi ini menggunakan pisau gergaji yang dibuang, sendok curian, dan bor rakitan yang dibuat dari mesin penyedot debu.
Mereka berusaha memperbesar ventilasi dan menyamarkan keributan yang timbul dengan permainan akordean Frank Morris.
Tiga napi cerdas itu menyembunyikan progres ventilasi yang terus membesar dengan melapisinya dengan karton dan cat.
Selanjutnya, mereka membuat rakit untuk keluar dari pulau.
Mereka bahkan membuat jaket pelampung dari sampah plastik jas hujan.
Akhirnya, mereka membuat satu set dayung dari kayu bekas sebelum memutuskan untuk keluar dari Alcatraz.
Mereka bahkan membuat kepala boneka palsu yang diletakkan di tempat tidur mereka dengan rambut manusia asli dari tukang cukur penjara.
Upaya itu terlihat mustahil, memang.
Namun mereka tetap melakukannya dan malangnya, sipir penjara tahu saat mereka melarikan diri.
Mereka berhasil mendayung rakitnya sembari dikejar oleh tim petugas Alcatraz.
Ombak terlalu besar dan angin sangat kencang.
Petugas kehilangan jejaknya tapi berhasil menemukan potongan rakit yang hancur sehingga tiga orang napi itu diklaim telah tewas tenggelam.
Namun beberapa petunjuk menunjukkan bahwa mereka telah berhasil melarikan diri.
Sejak saat itu, FBI melakukan pencarian tapi tidak pernah ada hasilnya.
Sampai akhirnya surat John Anglin ini muncul.
Dia mengatakan bahwa dia dan dua napi lainnya berhasil mencapai daratan dan bertahan hidup.
Anglin mengatakan bahwa Frank Morris meninggal pada tahun 2005 dan dimakamkan di Alexandria dengan nama samaran lain.
Sementara saudara John, Clarence Anglin meninggal pada tahun 2011.
Dalam suratnya, John menuliskan hal ini:
"Nama saya John Anglin. Saya melarikan diri dari Alcatraz pada bulan Juni 1962 dengan saudara saya, Clarence dan Frank Morris. Saya berusia 83 tahun dan dalam kondisi buruk. Saya menderita kanker. Ya kita semua berhasil malam itu tetapi nyaris!
Frank meninggal pada Oktober 2005. Makamnya di Alexandria dengan nama lain. Saudaraku meninggal pada tahun 2011.
Jika Anda mengumumkan di TV bahwa saya akan dijanjikan untuk pertama kali masuk penjara selama tidak lebih dari satu tahun dan mendapatkan perawatan medis, saya akan membalas untuk memberi tahu Anda di mana saya berada. Ini bukan lelucon, ini adalah kebenaran yang nyata dan jujur. "
John diketahui menderita kanker dan sedang sekarat tapi tidak memiliki banyak uang untuk berobat.
Pengajuannya ditahan ini adalah upaya agar dia bisa mendapat perawatan kesehatan gratis dibiayai oleh pemerintah.
Meski tulisan John tidak mirip dengan data yang dimiliki Alcatraz, FBI mengaku bahwa ada kemungkinan bahwa John aslilah yang telah menulis surat ini.
Namun, surat ini ditulis tahun 2013 dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada John Anglin kemudian.
Setidaknya, kita tahu bahwa upaya pelarian diri mereka saat itu memang berhasil. (Intisari/Aulia Dian Permata)
Berita ini sudah tayang di Intisari dengan judul 3 Orang Ini Berhasil Kabur dari Penjara Super Ketat Alcatraz, Ini Nasib Mereka Setelah 50 Tahun Bersembunyi