TRIBUNNEWS.COM, KATHMANDU - Nobukazu Kuriki (36), pendaki asal Jepang tewas saat kembali mencoba mendaki Gunung Everest, Nepal, Senin (21/5/2018) pagi.
Ini merupakan kali kedelapan Kuriki mencoba mendaki gunung tertinggi di tujuh benua di dunia tersebut.
Seperti dikutip The Japan Times, Kuriki ditemukan tak bernyawa di sebuah tenda Camp II Gunung Everest yang berada di ketinggian 7.400 meter di bawah permukaan laut (mdpl) atau 24.278 kaki.
"Sherpa menemukan Kuriki di tendanya,"kata Shresta kepada Reuters.
Detail penyebab tewasnya Kuriki belum bisa dipastikan lantaran sinyal komunikasi yang buruk.
Managing Director Bochi Bochi Treks, operator pendakian Gunung Everest yang memandu Kuriki, Tika Ram Gurung mengatakan Kuriki bersama empat pemandu gunung (sherpa) telah mendaki ke area kemah lebih tinggi untuk persiapan menuju puncak Gunung Everest.
Dalam unggahan di akun Facebooknya, Kuriki terlihat menderita batuk dan kedinginan. Ia beberapa kali mengunggah berita terbaru tentang pendakiannya ke media sosial pribadinya.
"Saya saat ini berada di ketinggian 7.400 meter di atas permukaan laut. Sekarang, saya merasa sakit dan kesulitan di gunung ini dan saya terus naik dan naik," tulisnya.
"Saya ingin mendaki ke puncak Everest dengan sangat hati-hati," tulis Kuriki dalam salah satu unggahan di Facebook-nya seperti dikutip dari The Himalayan Times.
Kuriki sendiri tujuh kali gagal dalam pendakian Gunung Everest.
Pada pendakian ketujuh di tahun 2012, ia kehilangan sembilan jari karena terserang radang dingin (frostbite).
Pada tahun 2015, ia telah berhasil mencapai ketinggian 8.150 meter di atas permukaan laut. Usahanya mencapai puncak gagal lantaran cuaca buruk.
Kuriki tercatat berhasil mendaki secara solo ke Gunung McKinley, Amerika Utara (2004); Aconcagua, Argentina (2005); Elbrus, Rusia (2005); Kilimanjaro, Afrika (2005), dan Carstensz Pyramid, Papua (2006).
Ia juga tercatat berhasil mendaki Gunung Cho Oyu, Tibet pada tahun 2007 dan Dhaulagiri pada tahun 2009.