Laporan wartawan tribunnews.com, Wahyu Firmansyah
TRIBUNNEWS.COM, BRAZIL - Presiden Brazil Michel Temer memberikan wewenang kepada tentara untuk memindahkan ribuan truk yang telah memblokir jalan-jalan utama negara itu selama lima hari berturut-turut.
Tempat pengisian bahan bakar di Brazil kehabisan bahan bakar karena pemblokiran tersebut, Bandara di ibukota Brasilia membatalkan 30 penerbangan pada hari Jumat.
Di Sao Paulo, Pusat bisnis terbesar di kawasan itu, mengumumkan keadaan darurat karena pasokan bahan bakar langka, harga buah dan sayuran melonjak dua kali lipat di wilayah lain karena masalah pasokan.
Baca: Trailer Serial Meteor Garden 2018 Rilis, Fans Sambut Antusias
Negosiator beberapa kelompok sopir truk telah sepakat untuk mengurangi pemblokiran jalan setelah pemerintah bersumpah untuk mensubsidi dan menstabilkan harga solar yang meningkat sebesar 9 persen pada bulan Mei.
Tetapi salah satu kelompok mengatakan mereka mewakili sekitar 600.000 pengemudi truk, tidak menandatangani perjanjian.
"Kami menerima 12 tuntutan utama para pengemudi truk, yang setuju untuk segera mengakhiri blokade, sayangnya, minoritas radikal terus memblokir jalan," kata Presiden Michel Temer, dilansir DW, Sabtu (26/5/2018).
Para pemimpin setikat pekerja truk utama mengecam keputusan pemerintah untuk menggunakan tentara sebagai alat represi, tetapi serikat pekerja Abcam menyuarakan perhatiannya terhadap keselamatan para pengemudi dan meminta anggotanya untuk mengakhiri blokade.
Brasil memiliki lebih dari 2,5 juta truk, sekitar 477.000 di antaranya dioperasikan oleh pengemudi independen, menurut Konfederasi Transportasi Nasional.
Jika protes berlanjut, para ahli mengatakan konsekuensi ekonomi bisa menjadi bencana bagi negara yang telah berjuang untuk pulih dari resesi 2015-16.