Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Di Jepang Logo halal tidak ada yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Semua logo dari penerbit berbagai organisasi yang ada di Jepang umumnya dikoordinir warga Malaysia dan Mesir, kemudian dibeli perusahaan Jepang dan dipakai di berbagai produk maupun restoran.
Meskipun demikian warga Indonesia masih percaya kepada logo halal yang ada di Jepang.
Tribunnews.com melakukan survei sejak Rabu (6/8/2018) sampai dengan Sabtu (9/6/2018) jam 24.00. Hasilnya 72,7 persen (16 orang) masih percaya kepada logo halal yang diterbitkan oleh organisasi di Jepang.
Survei dilakukan di kelompok Facebook Indonesian Community in Japan yang memiliki anggota 3.522 orang.
Sedangkan dua orang anggota menyatakan tidak percaya dengan penerbitan label halal yang diterbitkan di Jepang.
Dan 4 orang (18,18 persen) menyatakan percaya label halal yang diterbitkan di Jepang asalkan pemilik toko atau owner adalah orang muslim atau orang Indonesia.
Responden yang menjawab percaya akan logo halal tersbeut antara lain AAL menuliskan, "Saya percaya, karena ada tim yang mengaudit secara rutin baik di pabrik sampai dengan restorannya. Orang sini (Jepang) jarang yang suka berbohong."
Baca: Karyawan Swasta Curiga Buruh Pabrik Sering Gonta-ganti Motor, Ternyata Hasil Curian
Hal serupa dikomentari AFM.
"Semoga saja tidak ada pihak yang memanfaatkan label halal dan sertifikasi halal di Jepang. Seperti di Indonesia yang begitu banyak toko dan restoran bermerek halal tapi palsu," kata dia.
Responden wanita bernama MK mengungkapkan, "Mengapa percaya? Karena rasa percaya saya kepada sertifikasi halal yang Jepang keluarkan yang Insya Allah dapat dipegang konsekuensinya tanpa ada keinginan membohongi kaum muslimin di Jepang?"
Ada pula responden AM yang mengomentari, "Kalau halal Japan biasa itu hanya halal friendly yang nggak pakai butaniku (babi) saja. Kalau halal betulan jelas tertera yang mengeluarkannya di dalam logo. Seperti logo halalnya MUI dan beberapa logo halal yang mencantumkan yayasan pemberi sertifikat."
Satu catatan menarik dari responden JK yang mengungkapkan pengalamannya bersama rekan Singapura Malaysia yang dibawanya.