Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dikabarkan membawa toiletnya sendiri ke Singapura.
Diketahui Kim Jong Un akan melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura.
Toilet portabel itu berada di antara sejumlah barang yang dikemas Kim untuk menjalani pertemuan bersejarah tersebut.
Baca: Kim Jong Un Jalan-jalan Di Singapura Jelang Bertemu Donald Trump
Menurut The Chosunilbo, satu surat kabar bersirkulasi terbesar di Korea Selatan (Korsel) menyebut perincian barang bawaan itu telah ia rencanakan secara ketat,
Dilansir dari laman The Hill, Senin (11/6/2018), surat kabar itu mencatat bahwa Korea Utara mengirim sebuah pesawat angkut IL-76 yang khusus membawa barang-barang keperluan Kim Jong Un selama di Singapura, seperti makanan dan limousin tahan peluru.
Tentunya tidak lupa sebuah 'toilet protabel' yang khusus diperuntukkan bagi pemimpin Korea Utara itu.
USA Today mencatat bahwa langkah tersebut tampaknya merupakan upaya Kim dalam menghalangi badan-badan intelijen yang dicurigai hendak mengumpulkan informasi terkait kesehatan Kim.
Baca: Pertemuan Trump-Kim Jong Un Secara Tidak Langsung Akan Berdampak Terhadap Indonesia
Kim juga sebelumnya telah mengirim toilet portabel sebelum bepergian ke pangkalan militer dan pabrik yang dikelola negara yang dipimpinnya.
Termasuk membawa satu toilet portabel ke desa perbatasan Panmunjom dalam pertemuannya dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae In pada April lalu.
Perlu diketahui, Kim dijadwalkan bertemu dengan Trump pada Selasa esok.
Dalam pertemuan itu, nantinya hanya penerjemah saja yang diizinkan berada di ruangan tempat keduanya saling bertatap muka.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan bahwa pertemuan pertama itu akan dilanjutkan dengan pertemuan yang diperluas dan mengagendakan keterlibatan para penasehat mereka serta kegiatan makan siang bersama.
Sama seperti yang dilakukan dalam KTT antara Pemimpin Korea Utara dan Presiden Korea Selatan di desa perbatasan Panmunjom zona demiliterisasi.
Bulan lalu, Trump sempat skeptis terkait harapan akan terjadinya pertemuan dengan Kim.
Namun Menteri Luar Negeri baru AS Mike Pompeo muncul dan menggemakan agar pertemuan bisa direalisasikan.
Pompeo mengatakan kepada wartawan bahwa negosiasi akan menciptakan 'kerangka' untuk pembicaraan di masa depan mengenai kelanjutan program nuklir Korut.