News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anwar Ibrahim Sebut Malaysia di Bawah Pimpinan Najib Sangatlah Korup

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjawab pertanyaan wartawan di Kediaman BJ Habibie, Jakarta, Minggu (20/5/2018). Kedatangan Anwar Ibrahim tersebut selain melakukan silaturahmi, juga dalam rangka peringatan 20 tahun reformasi Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh reformasi Malaysia, Anwar Ibrahim menyebut Malaysia di bawah kepimpinan mantan Perdana Menteri Najib Razak sangalah korup.

Anwar mangatakan hal tersebut mulai terbongkar, tak kala Najib "terciduk" oleh petugas Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) atas kasus korupsi IMDB yang melibatkannya.

"Sepanjang kampanye saya, termasuk tahun 2013 ialah bahwa pemerintahan pimpinan Najib itu sangat korup," ujar Anwar di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018).

"Saya keluarkan banyak contoh-contohnya, ada bukti buktinya ketika itu, soal 1MDB terutama. Yang dijadikan isu ketika itu harta yang di salahgunakan di Amerika, soal di Malaysia, itu urusan Malaysia itu benar," sambungnya.

Baca: Ditangkap KPK Malaysia, Najib Mengaku Tidak Bersalah

Anwar pun terkejut dengan barang mewah milik Najib yang diamakankan oleh MACC.

Menurutnya hal itu cukup memalukan.

"Saya punya keyakinan tentang kepemilikan harta yang keterlaluan itu, yang di tunjukan di TV di media, jamnya itu luar biasa, bag, segala macam. Bagi saya orang Malaysia, orang Melayu, orang Islam, cukup memalukan," ujar Anwar.

Namun Anwar menegaskan kesemuanya itu harus dibuktikan dalam persidangan.

"Tetapi ada kuasa atas hukum? Tidak. Ini harus di buktikan di Mahkamah yang bebas. Dan Najib ada ruang sepenuhnya untuk membela diri," ujar Anwar.

Terkait soal adanya bantahan yang dilakukan Najib, Anwar pun tidak mau ambil pusing.

"Soal ada yang bantah soal biasa, manusia kalau ada uang, ada penyokongnya, tapi itu hak mereka. Dalam satu demokrasi, kita harus beri hak pada mereka untuk untuk rasa, atau menyatakan pandangan, tapi tidak lama," ujar Anwar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini