TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Biro Investigasi Federal (FBI) telah merilis dokumen yang berkaitan dengan pengawasan terhadap mantan Penasihat Kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Carter Page pada Sabtu kemarin.
Rilis dokumen itu merupakan bagian dari penyelidikan apakah Page bersekongkol dengan pemerintah Rusia dalam merongrong Pemilu AS pada 2016 lalu.
Dilansir dari laman Reuters, Minggu (22/7/2018), dokumen sebanyak 412 halaman itu, sebagian besar disunting dan dipublikasikan oleh FBI Pada Sabtu malam.
Termasuk aplikasi pengawasan ke Pengadilan Pengawasan Intelijen Asing dan surat perintah dalam halaman investigasi.
"FBI meyakini bahwa Page telah berkolaborasi dan bersekongkol dengan pemerintah Rusia," seperti yang tercantum dalam aplikasi pengawasan yang diajukan pada Oktober 2016.
Dokumen-dokumen yang dirilis termasuk didalamnya adalah aplikasi yang diajukan pada 2017 setelah Trump mengambil alih kantor kepresidenan usai menang pemilu AS.
Page telah menampik menjadi agen pemerintah Rusia dan belum dituntut atas kejahatan apapun.
Sabtu kemarin, kantor berita The New York Times melaporkan telah menerima salinan dari Departemen Kehakiman setelah munculnya kabar tersebut.
Kemudian organisasi berita lainnya telah mengajukan gugatan atas salinan itu.
Dokumen yang dirilis mengatakan bahwa, "FBI meyakini bahwa upaya pemerintah Rusia telah dikoordinasikan dengan Page dan mungkin saja juga dengan individu lain yang terkait dengan kampanye Trump,".
Page juga diduga telah menjalin hubungan dengan para pejabat pemerintah Rusia, termasuk dengan para perwira intelijen negara itu.
Baca: Senator AS Tuding Trump Jual Warganya Sendiri dalam Pertemuan KTT dengan Putin
Anggota parlemen Partai Republik telah menyampaikan pendapat bahwa FBI membuat kesalahan serius saat mencari surat perintah untuk memantau pergerakan Page pada Oktober 2016, tidak lama setelah ia meninggalkan kampanye Trump.
Sementara itu Pemimpin Demokrat Nancy Pelosi mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa, "dokumen-dokumen ini memberikan bukti yang jelas tentang 'koordinasi Rusia dengan Carter Page', seorang pejabat tingkat tinggi dalam kampanye Trump 'untuk melemahkan dan secara tidak sah dan ilegal mempengaruhi pemilihan Presiden AS tahun 2016,".
Pekan lalu, Jaksa Agung Federal menuduh 12 perwira intelijen Rusia dengan tuduhan peretasan jaringan komputer Demokrat pada 2016.
Tuduhan AS yang paling rinci adalah Rusia ikut campur dalam pemilu presiden untuk membantu Trump.
Pada awal tahun ini, 13 orang Rusia lainnya dan 3 perusahaan Rusia didakwa atas tuduhan bersekongkol untuk mengganggu jalannya pemilu AS.
Michael Horowitz, Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman, mengatakan pada Maret lalu bahwa dirinya akan meninjau apakah FBI dan Departemen Kehakiman mengikuti prosedur yang tepat saat mereka mengajukan surat perintah untuk secara diam-diam melakukan pengawasan terhadap Page atas hubungannya dengan Rusia.
Partai Republik mengklaim bahwa FBI menggunakan sebagian dokumen yang disusun oleh mantan perwira intelijen Inggris Christopher Steele untuk membenarkan surat perintah itu.
Partai Trump itu pun mengungkapkan kepada pengadilan bahwa Steele dipekerjakan oleh perusahaan yang didanai Partai Demokrat untuk melakukan penelitian oposisi mengenai kesepakatan bisnis yang dilakukan Trump.