News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pertahanan Aegis Ashore Jepang Dianggarkan 100 Miliar Yen, Menteri Akui Belum Dapat Penawaran

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fasilitas Aegis Ashore bulan Januari 2018 di Kauai Island, Hawaii.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang 

 TRIBUNNEWS Tokyo - Menteri Pertahanan Jepang Yoshifumi Onodera menyatakan masih belum menerima penawaran yang pasti mengenai harga satu set sistim pertahanan peluru kendali Aegis Ashore dari produsennya dan juga diperkirakan harga akan berubah-ubah.

 "Kami belum tahu berapa harga pasti sistim Aegis Ashore karena juga harga itu pastinya akan terus berubah-ubah setiap saat," papar Menteri Onodera hari Selasa ini (24/7/2018).

 Sistim tanggal tercanggih anti peluru kendali lawan Aegis Ashore memang dimasukkan ke dalam anggaran pertahanan tahun fiskal  2023.

"Semua masih tergantung kepada konfigurasi yang akan dipasang dan dibeli nantinya, dan harga juga akan berfluktuasi," tambahnya.

 Sumber Tribunnews.com mengungkapkan harganya kemungkinan akan berlipat ganda menjadi sekitar 100 miliar yen per satu set nantinya.

Harga radar baru akan meningkat sekitar 30%, menjadi sekitar 250 miliar  yen. Belum lagi harga-harga yang lain yang kemungkinan akan mendapat pertanyaan banyak dari kalangan oposisi nantinya.

Sistem Aegis Ashore   dikembangkan AS di perfektur Akita dan Yamaguchi, yang bertujuan untuk  menutupi (mempertahankan)  seluruh wilayah Jepang.

Perkiraan itu menggelembung ketika kementerian pertahanan mempertimbangkan memperkenalkan radar SSR Lockheed Martin Corp sebagai komponen kunci dari sistem perisai rudal. Radar Lockheed telah berubah menjadi lebih mahal daripada sistem yang saat ini dikerahkan pada destroyer Pasukan Pertahanan Diri Maritim.

Biaya untuk membangun fasilitas di situs host untuk sistem Aegis Ashore juga diperkirakan akan meningkat, sementara rudal pencegat SM-3 Blok 2A yang dikembangkan bersama oleh Jepang dan Amerika Serikat diatur untuk membawa label harga sekitar   4 miliar yen masing-masing, lebih lanjut meningkatkan total biaya pertahanan Jepang.

Pemerintah memutuskan pada pertemuan Kabinet Desember lalu untuk memperkenalkan sistem pertahanan rudal darat. Pada saat itu, Tokyo merasakan kebutuhan yang semakin meningkat untuk memperkuat perisai rudal  setelah Korea Utara melakukan uji coba sekitar 20 rudal balistik tahun lalu, dua di antaranya terbang di atas wilayah Jepang.

Sejak pertemuan puncak AS-Korea Utara pada 12 Juni, ketegangan di Semenanjung Korea telah mereda. Namun Kementerian Pertahanan mengatakan akan terus mencari pengerahan sistem Aegis Ashore, karena ancaman yang ditimbulkan oleh Korut tetap ada.

Rencana itu telah memicu kekhawatiran di antara penduduk setempat dari perfektur Akita dan Yamaguchi karena mereka takut bahwa perisai rudal, yang akan dikerahkan di tempat-tempat stasioner, bisa menjadi target baru terorisme. 

 Anggota masyarakat di sana juga menyuarakan kekhawatiran bahwa radar sistem, yang memancarkan gelombang radio yang kuat, bisa berbahaya bagi kesehatan manusia. 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini