Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS TOKYO - Bebarapa hari terakhir beredar berita jika pemerintah daerah Iga yang merupakan kota Ninja di Jepang, atau pun perfektur Mie, mencari Ninja dengan gaji hingga sekitar Rp.1,2 miliar (85.000 dolar AS).
"Berita tersebut tidak benar, bohong besar. Jepang tidak mencari Ninja dan tidak pernah mengumumkan kekurangan ninja, termasuk juga tidak mempekerjakan ninja dengan gaji sekitar 9,5 juta yen (Rp.1,2 miliar) tersebut," papar Sakae Okamoto Walikota Iga kepada Tribunnews.comKamis ini (26/7/2018).
Pemberitaan di berbagai media tampaknya dimulai dari sebuah berita di Amerika Serikat dan sebuah radio AS yang salah pemberitaan, mengaku mewawancarai Walikota Iga tersebut, lalu berita menyebar ke berbagai media dalam dan luar negeri terutama lewat internet.
"Saya juga sudah merasakan hal aneh itu sejak awal, apa benar Jepang mencari Ninja dan mempekerjakan dengan gaji 9,5 juta yen, ini tidak benar," papar Yamada seorang spesialis pengamat Ninja di Jepang.
Pemberitaan yang menyebar luas dengan gaji besar itu membuat banyak orang asing mengirimkan riwayat hidupnya ke pemerintah Iga belakangan ini untuk bisa mencalonkan diri bekerja sebagai Ninja.
Pemda Iga menerima sekitar 120 lamaran dari orang asing yang ada di 15 negara di dunia kirim langsung ke Jepang, tambahnya.
Diharapkannya kebohongan ini dapat segera dihentikan segera karena kasihan juga banyak orang asing yang tidak tahu mengenai hal tersebut.
Sementara itu hanya satu orang asing dalam sejarah Jepang yaitu Chris O'Neill (32) warga negara Amerika Serikat lahir di Irlandia, pada tahun 2015 direkrut oleh perfektur Aichi hanya setahun bekerja untuk mempromosikan Ninja di Jepang.