TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Republik Krimea telah menyelesaikan integrasi dengan ekonomi, infrastruktur dan peradilan Rusia.
Seperti yang disampaikan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev saat berbicara dengan anggota pemerintah kota Sevastopol.
"Kami menghadapi tugas yang belum pernah terjadi sebelumnya, baik dalam kesulitan dan dalam skala kami harus mengintegrasikan semenanjung di bidang hukum, infrastruktur, dan ekonomi Rusia," kata Medvedev, sebagaimana dikutip oleh Ria Novosti pada hari ini.
"Hari ini kita dapat mengatakan bahwa tahap tersulit telah usai dan kita telah memulai rezim kerja yang lebih stabil dan terencana,".
Dilansir dari laman Russia Today, Selasa (31/7/2018), Medvedev menambahkan bahwa proses Integrasi Krimea membutuhkan lusinan solusi out of the box dalam membangun kembali jaringan listrik, sistem pasokan air serta pasokan bahan bakar dan jaringan transportasi.
"Fasilitas umum dan jalan di semenanjung belum diperbaiki sejak zaman Soviet, mereka benar-benar kehabisan sumber daya, tujuan utama kami adalah menetapkan standar hidup yang lebih baik dan beristirahat di Semenanjung,".
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Ukraina mengeluarkan nota protes yang mengatakan bahwa kunjungan Perdana Menteri Rusia ke Krimea tidak dikoordinasikan dengan pihak berwenang Ukraina.