Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) telah memperbaharui peraturan tentang senjata dan sistem pertahanan buatan Rusia, seperti S-400.
Hal itu dilakukan menjelang pertemuan pertama bersejarah antara Menteri Pertahanan Negara AS dan Kepala Urusan Luar Negeri India.
Randall Schriver, Asisten Menteri Pertahanan AS utntuk urusan keamanan Asia dan Pasifik di acara Carnegie Endowment for International Peace di Washington Rabu lalu mengatakan, pihaknya masih memiliki kekhawatiran terhadap India.
"Kami punya kekhawatiran besar bahwa India masih mengincar sistem baru Rusia," kata Schriver.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (31/8/2018), di bawah aturan AS saat ini untuk melawan Rusia, pemerintah pihak ketiga bisa menghadapi sanksi jika berurusan dengan pertahanan Rusia atau sektor intelijen negara itu.
Baca: Ribuan Ikan Mati Akibat Paparan Gelombang Panas Ekstrem di California
Namun karena lobi yang dilakukan baru-baru ini oleh Menteri Pertahanan Jim Mattis, Kongres telah memberikan wewenang kepada Presiden AS dan Sekretaris Negara untuk memberikan keringanan, saat negara sekutu bertransisi dari penggunaan warisan senjata buatan Rusia ke senjata buatan negara Barat.
India, sebagai pembeli loyal peralatan pertahanan Rusia sejak era Soviet, dalam beberapa tahun terakhir telah berubah dan menyasar perusahaan pertahanan Barat di AS dan Prancis untuk mendapatkan senjata baru.
Di masa lalu, persediaan alat perang ini telah terbukti bermanfaat untuk tujuan kebijakan luar negeri AS di kawasan itu, khususnya di Afghanistan.
Bulan lalu, India mengirim tiga helikopter serang asal Rusia ke Angkatan Udara Afghanistan (AAF), dengan tiga helikopter lainnya yang saat ini masih dalam tahap pengiriman.
Negara ini juga telah menyediakan suku cadang untuk armada era Uni Soviet.
India siap menandatangani kontrak pada akhir tahun ini terkait kesepakatan S-400, dengan pengiriman yang dijadwalkan akan dimulai pada awal 2020 mendatang.
Penjualan diperkirakan akan dibahas dalam pembicaraan pekan depan, ketika Sekretaris Pertahanan AS Jim Mattis dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengunjungi rekan mereka di New Delhi.
Setelah pertemuan itu nantinya Schriver akan mencatat pertimbangan pemerintah AS soal kekhawatiran atas pembelian S-400 yang dilakukan India.
Apakah negara adidaya itu masih memiliki niat untuk memperkuat hubungan strategis dengan India.
"Preferensi kuat kami adalah untuk mencari alternatif dan melihat apakah kami bisa menjadi mitra bagi India dalam menangani kebutuhan tersebut,".